BADAN Gizi Nasional atau BGN menjelaskan ihwal kasus keracunan massal di sejumlah sekolah di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat setelah siswa menyantap menu makan bergizi gratis pada Oktober lalu.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, berdasarkan hasil investigasi mereka, keracunan itu disebabkan oleh murid-murid sekolah yang mengkonsumsi buah melon dalam hidangan MBG, sehingga mengalami gangguan pencernaan. “Setelah dicek, ternyata kandungan nitrit berlebih. Terlalu banyak kandungan nitrogen dalam tanaman,” kata Dadan usai mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR, di Kompleks DPR, Rabu, 12 November 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Nitrit merupakan senyawa kimia yang mengandung kadar oksigen dan nitrogen. Umumnya, nitrit digunakan untuk pengawet daging olahan dan mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Clostridium botulinum.
Menurut Dadan, dari hasil investigasi BGN yang dilakukan di Bandung Barat, terdapat hubungan antara pola budidaya pertanian dengan pola konsumsi masyarakat, di mana masyarakat cenderung menggunakan nitrit dalam budidaya tanaman. “Kan hampir tidak pernah terdengar orang mengkonsumsi melon kemudian mengalami gangguan pencernaan. Jadi, penggunaan nitrit yang berlebihan bukan optimal,” ujar Guru besar IPB University itu.
Adapun, kasus keracunan murid sekolah di Lembang terjadi pada 28 Oktober lalu. Kala itu, jumlah korban yang mengalami keracunan usai mengkonsumsi menu MBG mencapai 201 orang.
Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Arie Karimah Muhammad, menuturkan mereka menemukan adanya kandungan nitrit pada menu MBG yang berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kayu Ambon dan SPPG Cibodas 2.
Di menu MBG SPPG Kayu Ambon, kata dia, tim menemukan kandungan nitrit terdeteksi positif pada menu tumis pakcoy. Sementara di SPPG 2 Cibodas, kandungan positif nitrit ditemukan pada nasi putih, tumis wortel, jagung mini putren, dan kembang kol. “Kesimpulan ini kami peroleh berdasarkan hasil rapid test dan uji air bersih dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat Bandung Barat, serta penjelasan dari Kepala SPPG,” kata Arie pada Senin, 10 November 2025.






