SEJUMLAH peristiwa dan kebijakan di kancah politik nasional mendapat sorotan pada pekan kedua November. Berita terpopuler yang ramai dibaca meliputi penunjukkan Arif Satria sebagai kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN hingga deklarasi dukungan Partai NasDem untuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka
Berikut tiga pemberitaan terpopuler pada Selasa, 11 November 2025 di Nasional yang dirangkum Tempo:
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Cara Arif Satria Menyelesaikan Konflik Internal BRIN
Kepala BRIN Arif Satria berjanji akan mencari solusi dari konflik internal yang terjadi di BRIN selama ini. Tapi, ia akan mengumpulkan semua pejabat BRIN terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai kondisi terkini lembaga riset tersebut.
“Sekarang ini saya akan mengumpulkan para eselon 1 untuk mendengarkan updating terhadap achievement, serta kendala dan tantangan seperti apa,” kata Arif seusai acara serah terima jabatan Kepala BRIN di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, pada Selasa, 11 November 2025.
Arif dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala BRIN di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 November 2025. Ia menggantikan Laksana Tri Handoko yang memimpin lembaga itu sejak 2021.
Selama Laksana menjadi Kepala BRIN, terjadi berbagai polemik di internal lembaga itu. Awalnya, banyak peneliti yang mempersoalkan aset-aset berbagai lembaga riset –sebelum digabung ke BRIN. Mereka menilai sejumlah aset itu diabaikan oleh BRIN.
Masalah lain, keputusan Kepala BRIN yang mewajibkan peneliti di bawah naungan lembaga itu di daerah untuk pindah ke homebase pusat sesuai dengan bidang penelitian masing-masing, baik di Jakarta maupun beberapa daerah di sekitarnya. Para peneliti BRIN menolak keputusan tersebut. Mereka menilai keputusan sentralisasi homebase peneliti itu akan menghambat kegiatan riset.
Konflik itu terus berlarut-larut hingga sejumlah peneliti BRIN berunjuk rasa di depan Kantor BRIN, pada 27 Mei 2025. Mereka pun mendesak agar pemerintah mencopot Laksana Tri Handoko dari jabatan Kepala BRIN.
Baca selengkapnya di sini
Kepala BRIN Arif Satria: Riset Butuh Dana Besar
Kepala BRIN Arif Satria membahas soal sumber pendanaan riset dan penelitian BRIN di bawah kepemimpinannya. Arif baru saja dilantik menjadi Kepala BRIN menggantikan Laksana Tri Handoko pada Senin, 10 November 2025.
Arif menjelaskan ada tiga sumber pendanaan yang akan digunakan oleh BRIN. Ketiga sumber itu ialah dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai sumber utama, kemudian dana dari Danantara, dan sumbangan dari lembaga internasional.
Arif mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan sumber pendanaan alternatif. Ia juga menekankan bahwa kerja-kerja riset dan meneliti membutuhkan dana yang tidak sedikit. “Karena riset kita memang mau tidak mau ya butuh dana besar. Negara mana pun juga sama, bahwa kalau kita ingin riset, mau tidak mau pendanaan menjadi faktor yang sangat penting,” kata Arif usai serah-terima jabatan di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, pada Selasa, 11 November 2025.
Adapun pagu anggaran BRIN pada 2025 semula ditetapkan sebesar Rp 5,84 triliun. Namun, dana ini dipangkas 24,46 persen atau senilai Rp 1,42 triliun saat efisiensi anggaran pada awal tahun lalu. Sementara itu, pada 2026 nanti, BRIN mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp Rp 6,144,6 triliun. Angka ini masih lebih kecil dibandingkan anggaran 2024 yang sebesar Rp 6,3 triliun.
Arif mengatakan riset ke depan bakal fokus memperkuat pengembangan riset pangan dan energi dengan pendekatan nanoteknologi. Menurut dia, keinginan ini sesuai dengan amanat dari Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga ketahanan pangan nasional di Tanah Air.
“Saya kira riset pangan dan energi yang harus diperkuat. Pendekatannya bisa dengan nanoteknologi, AI (akal imitasi), dan genomiknya,” kata Arif.
Baca selengkapnya di sini
Surya Paloh Tegaskan Dukungan NasDem untuk Prabowo-Gibran
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan partainya tetap konsisten mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan itu disampaikan Surya dalam peringatan HUT ke-14 Partai NasDem yang digelar pada Selasa, 11 November 2025.
“Sebagai partai pendukung pemerintahan, seluruh daya, upaya, perhatian, pemikiran—termasuk kegalauan hati—akan ikut berkelindan apabila pemerintahan yang tengah berjalan dianggap tak berhasil,” kata Surya dalam sambutannya yang disiarkan melalui kanal YouTube NasDem TV. “Kita mau pemerintahan ini sukses. Kesuksesan pemerintah adalah kesuksesan kita.”
Surya menekankan, kegagalan pemerintah juga akan menjadi duka bagi Partai NasDem. Karena itu, ia mengajak seluruh kader partai untuk mendukung dan menyukseskan jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran. “Sebagai institusi politik yang telah berkomitmen mendukung pemerintahan, saya ingin meyakinkan bahwa konsistensi ini, insya Allah, akan tetap ada dalam diri kita,” ujar pendiri Media Group tersebut.
Sikap Surya ini menegaskan arah baru NasDem setelah Pemilu 2024. Pada pemilihan presiden lalu, NasDem bergabung dengan PKB dan PKS dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Namun, setelah pemungutan suara rampung dan hasilnya memenangkan Prabowo-Gibran, NasDem berbalik arah.
Laporan Tempo bertajuk “Sat Set Menghalau Hak Angket” yang terbit pada 31 Maret 2024 mencatat perubahan sikap itu. Upaya menggulirkan hak angket terhadap dugaan ketidaknetralan penyelenggaraan Pemilu urung dilakukan. Surya Paloh disebut tak kunjung menginstruksikan kadernya di DPR untuk memulai langkah tersebut, meski sebelumnya NasDem sempat menggembar-gemborkan wacana hak angket.
Baca selengkapnya di sini





