Bontang Diharapkan Menjadi Proyek Percontohan Berkelanjutan Menuju Indonesia Bebas Sampah

INFO NASIONAL – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni berterima kasih dan mengapresiasi atas kunjungan Tim Survei KOICA Indonesia Office bersama Tim Korea Experts dan Delegasi Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, ke Kota Bontang. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian diskusi rencana kerja sama, survei pelaksanaan, dan finalisasi rencana implementasi proyek pengelolaan sampah ramah lingkungan antara Pemerintah Kota Bontang, Pemerintah Provinsi Jeju, dan KOICA.

Dalam acara Welcome Dinner di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Senin, 3 November 2025 malam, Dia pun memaparkan profil dan capaian Kota Bontang dalam pengelolaan sampah serta harapan besar agar kemitraan yang sudah terjalin sejak 2023 ini terus berlanjut. “Kota Bontang memiliki luas wilayah 161,1 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 191 ribu jiwa. Kami adalah kota industri berkelanjutan dengan ekonomi dinamis dan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas,” ujar dia.

Wali Kota Neni juga menyoroti tantangan utama pengelolaan sampah di daerahnya yang mencapai 100 ton per hari, namun terus diupayakan pengelolaan berbasis ekonomi sirkular. “Kami memiliki 499 bank sampah yang tersebar di seluruh RT serta lima Kelompok Swadaya Masyarakat aktif di kelurahan. Melalui semangat 3R “reduce, reuse, recycle” kami ingin menjadikan Bontang sebagai kota yang tidak hanya bersih, tetapi juga berdaya dari sampah,” kata dia.

Wali Kota juga menuturkan sejumlah program unggulan, seperti kegiatan ‘Plasticman Day’ setiap Rabu, di mana seluruh ASN membawa sampah plastik untuk didaur ulang, serta penggunaan mikroba dalam pengelolaan sampah organik. “Kami berharap kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jeju dapat memperkuat pengelolaan sampah organik dan membangun sistem yang berkelanjutan,” tuturnya.

“Atas nama Pemerintah dan masyarakat Kota Bontang, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada KOICA, Pemerintah Provinsi Jeju, dan KLHK RI. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat besar, tidak hanya bagi Kota Bontang, tetapi juga bagi Indonesia dan dunia,” kata dia.

Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Desi Florita Syahril, mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Bontang dan Delegasi Jeju dalam memperkuat kerja sama pengelolaan sampah. “Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif proyek pengelolaan sampah dan pemulihan sumber daya di Kota Bontang. Tujuannya adalah mengembangkan model sistem pengelolaan sampah bersih dan terintegrasi yang bisa menjadi contoh nasional,” ujar Desi.

Indonesia, lanjut dia, masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, di mana sebagian besar daerah masih menggunakan sistem konvensional kumpul–angkut–buang. “Proyek ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Kami berharap Bontang bisa menjadi proyek percontohan berkelanjutan menuju Indonesia Bebas Sampah,” tambahnya.

Desi juga menjelaskan bahwa delegasi akan melakukan kegiatan selama tiga hari, meliputi diskusi teknis, kunjungan ke fasilitas pengolahan sampah, serta peninjauan ke TPA dan Clean Halls di Bontang. “Kami berharap hasilnya dapat dituangkan dalam Terms of Reference atau rencana aksi (CAP) yang konkret, dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia,” ujar dia.

Sementara itu, Mr. Oh Gyun Kang, Director of Peace and Diplomatic Affairs Division, Pemerintah Provinsi Jeju, mengapresiasi sambutan hangat Pemerintah Kota Bontang. “Kami merasa terhormat bisa berada di Kota Bontang. Kerja sama ini bukan hanya tentang teknologi pengelolaan sampah, tetapi juga tentang semangat kolaborasi internasional demi keberlanjutan lingkungan,” kata dia.

Pemerintah Provinsi Jeju, lanjut dia, berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan teknologi yang telah terbukti efektif dalam pengelolaan sampah di Jeju. “Kami ingin memastikan proyek ini berjalan hingga tahap implementasi nyata. Harapannya, hubungan persahabatan antara Jeju dan Bontang akan semakin erat melalui kerja sama yang produktif.”

Fokus utama pertemuan ini adalah penguatan kerja sama Bontang–Jeju dalam pengelolaan sampah dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan penuh dari KOICA Indonesia Office dan KLHK RI. Sinergi antara ketiga pihak ini diharapkan mampu menghasilkan model pengelolaan sampah terintegrasi berbasis masyarakat, yang menekankan ekonomi sirkular, alih teknologi, dan peningkatan kapasitas SDM lokal.

Kerja sama ini bukan hanya memperkuat sistem pengelolaan sampah di Kota Bontang, tetapi juga berpotensi menjadi model nasional dalam mengubah sampah menjadi energi terbarukan, sekaligus kontribusi nyata Bontang dalam mengurangi emisi karbon global. Adapun dalam kegiatan ini, hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sony Suwito Adicahyono, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Ervina Setianingsih, para kepala OPD, camat dan lurah di lingkungan Pemerintah Kota Bontang, serta perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dan Delegasi Pemerintah Provinsi Jeju. (*)

  • Related Posts

    Tema dan Logo Hari Guru Nasional 2025 Versi Kemenag

    Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan tema dan logo Hari Guru Nasional (HGN) 2025. Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 versi Kemenag mengusung tema ‘Merawat Semesta dengan Cinta’. Tema ini…

    Pengacara Yakin Roy Suryo Cs Tak Akan Ditahan di Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi

    Jakarta – Mantan Menpora Roy Suryo bersama Rismon Sianipar dan dokter Tifa hadir memenuhi panggilan Polda Metro Jaya hari ini. Pengacara ketiganya, Ahmad Khozinudin, meyakini kliennya tidak akan ditahan dalam…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *