Jakarta –
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) menegaskan bahwa Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, memenuhi seluruh persyaratan untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Fadli seusai melaporkan 40 nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional yang baru diusulkan, serta 9 nama tambahan hasil lanjutan dari tahun sebelumnya, kepada Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.
“Seluruh nama yang diajukan telah melalui penelitian dan pengkajian mendalam oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), melibatkan pakar lintas disiplin ilmu, serta disinergikan antara pemerintah daerah dan pusat. Proses ini dilakukan secara ketat, objektif, dan transparan,” ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fadli, pemberian gelar Pahlawan Nasional merupakan wujud penghormatan negara kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan jasa besar bagi bangsa dan negara.
Dukungan terhadap penilaian tersebut datang dari berbagai kalangan, termasuk organisasi keagamaan. Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dr Adian Husaini, turut menyatakan dukungannya terkait penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut Fadli, nama Soeharto telah diusulkan sebanyak tiga kali, termasuk pengusulan sebelumnya pada 2011 dan 2015, dan semua pengusulan tersebut telah memenuhi syarat. Dalam usulan tahun 2025 ini, nama Soeharto menjadi salah satu dari 40 usulan nama penerima gelar pahlawan nasional dari Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf.
Fadli menjelaskan proses pengkajian gelar kehormatan tersebut melibatkan sinergi antara pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Pengkajian turut melibatkan para ahli dari berbagai bidang ilmu.
Menanggapi munculnya perbedaan pandangan di masyarakat, Dr Adian menyebut perdebatan mengenai tokoh-tokoh nasional merupakan hal yang wajar dalam proses penetapan gelar kehormatan negara.
“Kalau tentang kontroversi, siapa Pahlawan Nasional yang tidak punya kontroversi. Siapa yang tidak punya salah?,” ujar Dr Adian.
Faktanya, saat ini begitu banyak warga masyarakat yang menyetujui dan mendukung Soeharto mendapat gelar Pahlawan Nasional. Sehingga, Dr Adian menyatakan dukungannya terhadap sikap pimpinan Ormas-ormas Islam untuk dianugerahinya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan pandangannya mengenai pengangkatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Hal tersebut ia sampaikan seusai jamuan makan malam pembuka rangkaian Forum Perdamaian Dunia ke-9 (The 9th World Peace Forum/WPF) di Galeri Nasional, Jakarta.
“Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional adalah sesuatu yang sangat patut, meskipun terlambat. Selama 30 tahun memimpin Indonesia, beliau menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun bangsa dan negara,” pungkasnya.
(prf/ega)





