PUTRA tertua Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi, mengenang sosok mendiang ayahnya. Hangabehi menyebut PB XIII adalah figur yang tegas dan teguh dalam memegang prinsip.
Hangabehi mengungkapkan kenangan paling ekstrem bersama PB XIII yang terjadi saat Gunung Merapi erupsi. Dalam kondisi erupsi Merapi, sang ayah justru mengajaknya ke lereng gunung. Dia menuturkan, saat itu dirinya kira-kira masih kelas 6 sekolah dasar (SD). “Kalau orang lain menjauh dari gunung, (saat erupsi) saya malah diajak naik motor ke lereng Merapi. Saya sudah nangis, tapi tetap diajak jalan terus,” tutur Hangabehi saat ditemui wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat 7 November 2025..
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Hangabehi mengaku sempat ketakutan, apalagi ketika merasakan getaran gempa di sekitar gunung. Tapi ternyata lewat pengalaman itulah, dia kemudian mengerti bahwa ayahnya sedang mengajarkan tentang keberanian kepadanya. “Beliau ingin mengajarkan agar saya berani menghadapi musibah apa pun. Katanya, kalau belum takdirmu, ya, tidak akan kena. Itu pelajaran yang selalu saya ingat.”
Hangabehi juga mengungkapkan kenangan lain yang unik bersama PB XIII pada masa kecil yang sangat berkesan baginya hingga kini. Yakni kegemaran sang ayah penekan atau memanjat bagian atap Keraton Surakarta.
Ia pun kerapkali diajak oleh ayahnya itu untuk penekan. “Beliau itu senang penekan malam-malam, ngajak saya naik ke atas sirap. Itu pengalaman yang tidak terlupakan,” katanya sambil tersenyum.
Ihwal wafatnya sang ayah, Hangabehi menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah hadir bertakziah dan mendoakan almarhum sejak disemayamkan di Sasana Parasdya Keraton Surakarta hingga prosesi pemakaman di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Dukungan dan doa dari masyarakat sangat berarti bagi kami. Kami juga mohon maaf bila prosesi kirab jenazah sempat mengganggu sejumlah rute di Solo,” katanya.






