ORANG tua siswa saksi mata ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Indri Widyaningrum, mengatakan anaknya, Rafi, saat ini masih mengalami trauma. Rafi–bukan nama sebenarnya–saat ini dirawat di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat bersama korban lainnya. ndri meminta nama anaknya disamarkan karena masih di bawah umur.
Rafi yang duduk di bangku kelas X menyaksikan detik-detik ledakan terjadi di musala sekolah. “Anak saya tidak ada cedera. Tapi telinganya sakit dan khawatir bermasalah. Kayak pengang, gitu,” ujar Indri saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Jumat sore, 7 November 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Perempuan 46 tahun mengatakan ledakan yang terjadi di sekolah anaknya itu kencang. Ledakan itu membuat Rafi syok dan masih dalam proses pemulihan. “Tapi, nanti kata rumah sakit anak saya boleh langsung pulang,” ujarnya.
Indri menuturkan awal mula dirinya mengetahui anaknya menjadi salah satu korban ledakan. Sekitar pukul 12.00 WIB, Indri masih di tempat kerja. Tak lama setelah itu, ia mendapat kabar dari grup aplikasi perpesanan Whatsapp orang tua siswa untuk segera ke sekolah karena telah terjadi ledakan di masjid sekolah.
Tempat kerja Indri kebetulan yang tak terlalu jauh dari sekolah anaknya. Indri tergopoh-gopoh lari ke sekolah untuk memastikan anaknya selamat. Informasi yang diterima Indri soal ledakan itu bukan bom, tetapi ledakan dari gas. “Tadi ke kami ngomongnya sih gas, ada gas meledak,” ujarnya. Ia bersyukur Rafi tak mengalami cedera ataupun luka di tubuhnya.
Meski begitu, ia masih khawatir peristiwa ledakan itu masih menyisakan trauma pada Rafi. Dia berharap anaknya lekas membaik dan korban lainnya juga baik-baik saja. “Semoga semuanya bisa cepat pulang dan sehat,” kata dia.
Ledakan yang terjadi di masjid di SMAN 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, menjelang pelaksanaan salat Jumat di sekolah itu. “Saya perkirakan 10-15 orang siswa terkena ledakan,” kata pengelola kantin sekolah Jhoni, Jumat, 7 November 2025 seperti dikutip dari Antara.
Dia mengungkapkan, ledakan besar itu mengejutkan dirinya yang baru saja menyelesaikan wudhu.”Saya lari menyelamatkan diri,” kata dia. Ia mengatakan jamaah yang ikut salat Jumat merupakan warga sekolah, seperti tenaga pendidik, siswa dan lainnya. Sementara, tidak ada orang dari luar lingkungan sekolah yang masuk. “Saya lihat banyak siswa terluka. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit,” ujar dia.






