Mentan: Pertanian sumbang 14,35 persen PDB, jadi penggerak ekonomi
- Rabu, 5 November 2025 23:44 WIB
- waktu baca 2 menit
Kita dorong hilirisasi dan ekspor agar petani menikmati hasil yang lebih besar
Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan sektor pertanian berkontribusi 14,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan III-2025, menjadikannya bagian dari penggerak pertumbuhan ekonomi dan pilar ketahanan pangan nasional.
Amran menilai capaian itu sebagai bukti nyata bahwa pertanian kini bukan hanya penyedia pangan, tetapi juga penggerak utama ekonomi rakyat.
“Kita tidak boleh hanya berpikir menanam dan panen. Pertanian harus memberi nilai tambah. Kita dorong hilirisasi dan ekspor agar petani menikmati hasil yang lebih besar,” kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Dengan kontribusi yang terus meningkat, lanjut Amran, sektor pertanian tidak hanya menjaga ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri PPN apresiasi hilirisasi pertanian-perikanan di Nusakambangan
Dikatakan sektor pertanian bersama kehutanan dan perikanan berperan sebagai penopang utama perekonomian nasional, dengan kontribusi mencapai 14,35 persen terhadap PDB nasional pada triwulan III-2025.
Angka itu meningkat dari 13,83 persen pada triwulan sebelumnya, menempatkan pertanian sebagai kontributor terbesar kedua setelah industri pengolahan, sekaligus menunjukkan ketahanan sektor ini di tengah tantangan ekonomi global.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 November 2025, nilai PDB sektor pertanian pada triwulan III-2025 mencapai Rp869,4 triliun (harga berlaku), naik dari Rp822,6 triliun pada triwulan II-2025.
Secara riil, sektor pertanian tumbuh 3,32 persen (q-to-q) dan 4,93 persen (y-on-y), dengan pertumbuhan kumulatif 5,37 persen (c-to-c) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Menkomdigi sebut IoT tingkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian
Kinerja positif itu menunjukkan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian mulai membuahkan hasil.
Program modernisasi alat dan mesin pertanian, perbaikan irigasi, serta perluasan areal tanam turut menopang peningkatan output sektor ini.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi daerah yang kuat di Sulawesi (5,84 persen), Jawa (5,17 persen), dan Sumatera (4,90 persen) juga menunjukkan peran besar wilayah-wilayah sentra pangan terhadap stabilitas ekonomi nasional
Dari sisi perdagangan luar negeri, ekspor barang dan jasa meningkat 9,91 persen (y-on-y), hal ini sejalan dengan upaya hilirisasi pertanian dan peningkatan daya saing komoditas ekspor seperti kelapa sawit, kopi, dan hasil hortikultura yang terus dikembangkan.
Baca juga: BPS sebut sektor pertanian sumbang penyerapan tenaga kerja terbanyak
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Daftar sekolah SD dengan biaya pendidikan termahal di Bandung
- 24 Januari 2025
Ingin mendapatkan BPJS kesehatan PBI gratis? Ini syarat dan caranya
- 17 Desember 2024
Informasi lengkap tentang pembukaan CPNS Kemendikbud 2024
- 23 Agustus 2024
Cara mudah login WhatsApp Web
- 3 Juli 2024
10 Sungai terpanjang di Indonesia sebagai kekayaan alam perairan
- 20 September 2024
Keuntungan dan potensi kerugian Indonesia gabung BRICS
- 10 Januari 2025
Asal usul Candi Cetho di lereng Gunung Lawu
- 7 November 2024





