Lima rumah di Makasar retak dan ambruk akibat abrasi saluran air

Lima rumah di Makasar retak dan ambruk akibat abrasi saluran air

  • Selasa, 4 November 2025 16:46 WIB
  • waktu baca 3 menit
Lima rumah di Makasar retak dan ambruk akibat abrasi saluran air
Kondisi rumah warga di RT 08/RW 05, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, yang retak dan ambruk akibat pergeseran tanah di sekitar saluran air yang sudah berusia puluhan tahun, Selasa (4/11/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

Jakarta (ANTARA) – Sebanyak lima rumah warga di RT 08/RW 05, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, retak dan ambruk akibat pergeseran tanah di sekitar saluran air yang sudah berusia puluhan tahun.

Ketua RT 08/05 Makasar Zulkifli saat ditemui di RT 08/RW 05 Makasar, Jakarta Timur, Selasa, menjelaskan, kejadian bermula dari laporan warga pada Jumat (31/10) malam yang melihat adanya pergeseran pagar di dekat jalur saluran air lama.

Menyadari potensi bahaya, pengurus Rukun Tetangga (RT) segera melaporkan hal tersebut ke Rukun Warga (RW) dan pihak kelurahan.

“Awalnya malam Jumat ada laporan dari warga soal pergeseran pagar. Itu langsung kita laporkan ke kelurahan melalui RW juga,” kata Zulkifli.

Dari lima rumah yang terdampak, tiga di antaranya mengalami kerusakan cukup serius karena posisi bangunannya berada tepat di tepi saluran.

Baca juga: DKI segera perbaiki tanggul Baswedan yang jebol

Sementara dua rumah lainnya mengalami retak-retak pada bagian dinding dan lantai. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas kelurahan bersama unsur terkait turun ke lapangan untuk melakukan survei pada Sabtu (2/11).

Dari hasil pemeriksaan, disarankan agar warga melakukan pembongkaran pagar secara mandiri untuk mengurangi beban di atas tanah yang sudah mulai labil.

Namun, saat proses pembongkaran berlangsung, pergeseran tanah justru semakin meluas dan dinding pembatas ikut tertarik hingga menyebabkan longsoran kecil yang mengenai beberapa rumah di sekitarnya.

“Setelah pembongkaran pagar mandiri, di luar dugaan karena satu bidang tapi beda tembok, akhirnya ketarik, terjadinya kayak gini,” ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, penyebab utama pergerakan tanah ini berasal dari abrasi saluran air yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.

Baca juga: Dinas SDA DKI siagakan 560 unit pompa stasioner antisipasi banjir rob

Saluran yang dibangun sekitar tahun 1980-an tersebut dulunya berfungsi sebagai bak kendali air, namun seiring berjalannya waktu sebagian jalurnya tertutup oleh aspal jalan sehingga aliran air tidak dapat mengalir dengan sempurna.

“Saluran ini sudah tua, aktif dari sekitar 1980. Dulu sempat dinormalisasi waktu RT lama, tapi kurang paham kenapa sekarang malah tertutup aspal. Awalnya itu bak kontrol, sekarang sudah tidak kelihatan,” katanya.

Zulkifli menyebutkan, pihaknya sebenarnya telah mengantisipasi potensi longsor sejak beberapa waktu lalu karena abrasi terjadi secara bertahap.

Warga telah diingatkan untuk berhati-hati dan mengurangi beban di atas saluran sebelum pekerjaan normalisasi dilakukan.

“Abrasinya itu bertahap, makanya kita sudah wanti-wanti warga. Pembongkaran pagar juga untuk mengurangi beban sebelum ada normalisasi,” katanya.

Baca juga: Revitalisasi Waduk Giri Kencana di Jaktim capai 54,6 persen

Longsor pertama terjadi pada sore hari saat warga tengah melakukan pembongkaran pagar. Tidak ada hujan pada saat kejadian, namun sebagian tanah yang rapuh tak mampu menahan tekanan sehingga sebagian dinding pagar dan pondasi rumah amblas.

“Tidak bareng longsornya, tapi bertahap. Waktu itu jam tiga pagi, tidak hujan, cuma lagi bongkar pagar buat mengurangi beban,” kata Zulkifli.

Adapun beberapa halaman rumah warga yang semula tampak rapi kini berlubang karena pondasinya jebol akibat abrasi. Sejumlah warga memasang tiang besi sementara agar tembok rumah tidak roboh lebih parah.

Tak hanya pagar dan tembok, sebagian badan jalan di sekitar lokasi juga ikut amblas akibat terkikis air dari selokan.

Terlihat sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Makasar membantu membersihkan material yang ambles.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kereta “Whoosh” hingga Banyuwangi perkuat konektivitas antarwilayah

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kereta “Whoosh” hingga Banyuwangi perkuat konektivitas antarwilayah Selasa, 4 November 2025 20:46 WIB waktu baca 2 menit Bupati…

    BMKG: Waspadai hujan lebat disertai angin kencang di Sulut

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi BMKG: Waspadai hujan lebat disertai angin kencang di Sulut Selasa, 4 November 2025 20:40 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *