Purbaya beberkan bukti kepercayaan publik ke pemerintah mulai pulih
- Senin, 27 Oktober 2025 15:04 WIB
- waktu baca 3 menit
Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kepercayaan publik kepada pemerintah sudah mulai pulih, tercermin pada data Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah (IKKP) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Berdasarkan data IKKP LPS yang ia tunjukkan saat wawancara cegat di Jakarta, Senin, indeks mengalami penguatan ke level 130,6 pada Oktober 2025 dari 117,3 pada bulan sebelumnya.
“Kemarin waktu Juli, Agustus, dan September, (indeks) turun terus ke titik terendah. Inilah terjadi banyak demo. Tapi, kami lakukan kebijakan yang, mungkin agak drastis atau ceplas-ceplos bagi sebagian kalangan, tapi berhasil membalikkan sentimen masyarakat ke pemerintah,” ujar Purbaya.
Purbaya menyebut perbaikan kepercayaan itu didukung oleh kualitas kinerja ekonomi yang juga membaik. “Ketika ekonomi buruk, mereka nggak suka pemerintah, makanya banyak demo besar-besaran. Tapi, ketika (ekonomi) mulai balik, mereka juga senang ke pemerintah,” kata dia.
Maka dari itu, dia meyakini gaya komunikasi dia yang kerap dikritik lantaran dianggap ceroboh atau bergaya ‘koboi’ justru berpengaruh positif terhadap pemulihan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Gaya itu pun, kata Purbaya, juga merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi terakselerasi pada kuartal IV tahun 2025.
“Saya hanya perpanjangan tangan dari Presiden, dengan versi yang lebih halus malah. Karena kita perlu ekonomi yang lebih cepat di triwulan IV tahun ini. Sudah mulai kelihatan kan? Saya harapkan ke depan lebih bagus lagi,” tutur Purbaya.
Baca juga: Purbaya fokus berantas impor ilegal di pelabuhan, tak menyasar pasar
Baca juga: Mendagri-Menkeu tegaskan sinergi kawal transformasi fiskal daerah
Baca juga: Mendagri dan Menkeu tegaskan dana daerah tidak boleh mengendap
Sebelumnya, Purbaya mengatakan kebijakannya menempatkan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) berdampak positif terhadap gerak ekonomi, tercermin pada pertumbuhan kredit perbankan serta data penjualan ritel oleh Bank Indonesia (BI).
BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada September 2025 sebesar 7,7 persen, naik tipis dibandingkan Agustus 2025 yang tumbuh 7,56 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengatakan penempatan dana pemerintah di sektor perbankan mendorong kenaikan jumlah uang beredar di masyarakat.
Pertumbuhan uang primer (M0) adjusted tercatat 18,58 persen year-on-year (yoy) pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan M0 tanpa penyesuaian (non-adjusted) yang sebesar 13,16 persen yoy.
Uang primer adjusted adalah uang primer yang telah memperhitungkan dampak penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) bank di Bank Indonesia akibat pemberian kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Baca juga: Terpopuler, insentif pabrik etanol hingga perpres ojol
Baca juga: Sudah terserap penuh, Bank Mandiri ajukan tambahan dana ke Menkeu
Baca juga: Aduan tembus 28 ribu, Purbaya bakal turun langsung pantau penanganan
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler, insentif pabrik etanol hingga perpres ojol
- 25 Oktober 2025
Purbaya serahkan penggeledahan pejabat bea cukai ke proses hukum
- 24 Oktober 2025
Rekomendasi lain
Informasi lengkap tentang pembukaan CPNS Kemendikbud 2024
- 23 Agustus 2024
Daftar 10 motor listrik Honda beserta harganya
- 11 September 2024
Referensi model rambut pendek anak laki-laki untuk sekolah
- 21 Agustus 2024
Skuad Timnas sepak bola putri Indonesia di Piala AFF 2024
- 3 Desember 2024
Lirik lagu “Halo Halo Bandung” karya Ismail Marzuki
- 1 Agustus 2024
Rute KRL Jabodetabek lengkap berikut tarifnya
- 2 Agustus 2024





