KBRI Beijing sambut 700 mahasiswa baru RI: “Kalian jembatan RI-China”
- Minggu, 26 Oktober 2025 12:54 WIB
- waktu baca 4 menit
..mari mencoba berpikir positif dan tugas adik-adik adalah bagaimana membuat hubungan antara Indonesia dan China semakin baik,
Beijing (ANTARA) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menyambut lebih dari 700 orang mahasiswa dan mahasiswi baru tahun ajaran 2025/2026 yang berkuliah di lebih dari 10 kampus di Beijing.
“Adik-adik adalah jembatan bagi posisi Indonesia dan China saat ini, kalian bisa belajar bahasa dan memahami budaya China tentu bukan bertransformasi menjadi orang Tiongkok melainkan memahami bahasa dan budaya sehingga bisa berperan signifikan pada masa mendatang,” kata Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun dalam acara Welcoming Party di KBRI Beijing, Sabtu (25/10).
Acara penyambutan mahasiswa baru tersebut bertajuk “Harmony of Nusantara” dilaksanakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Tiongkok (PERMIT) Beijing dan Pehimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok serta Atase Pendidikan Beijing.
Dalam acara tersebut hadir sekitar 700 orang mahasiswa dan mahasiswi yang belajar di berbagai kampus di China, antara lain dari Peking University, Tsinghua University, Beijing Jiaotong University, Beijing University of Technology, Beihang University, Beijing Institute of Technology, Beijing Normal University, Beijing International Studies University, (University of International Business and Economics dan kampus-kampus lainnya.

“Indonesia saat ini juga sedang bertransformasi untuk menjadi negara maju dan makmur. Gangguan bisa dari eksternal dan internal, jadi adik-adik bisa memakai akal sehat untuk mengevaluasi melihat berita-berita mana yang tepat dan benar karena Indonesia saat ini juga berproses untuk menjadi yang mensejahterakan rakyatnya, meski bukan berarti sempurna,” papar Dubes Djauhari.
Menurut Dubes Djauhari, ia dan tim di KBRI Beijing juga siap untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa mengenai pembangunan Indonesia maupun China dan hubungan kedua negara.
“Dalam 20 tahun ke depan mungkin China sudah menjadi kekuatan ekonomi global, ASEAN di nomor 4, Indonesia sebagai yang terbesar di ASEAN mungkin nomor 5, jadi mari mencoba berpikir positif dan tugas adik-adik adalah bagaimana membuat hubungan antara Indonesia dan China semakin baik,” ucap Dubes Djauhari.
Sedangkan Atase Pertahanan Beijing Laksamana Pertama TNI Sumartono dalam acara yang sama mengaku pernah menjalani Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di Nanjing, provinsi Jiangsu pada 2008 selama 9 bulan.
Dalam masa pendidikannya itu, ia pun pernah belajar bahasa Mandarin selama 3 bulan dan bahkan pembentukan Perhimpunan Pelajar Tiongkok cabang Nanjing terjadi ketika ia berada di Nanjing saat itu.
“Jadi selama masa pendidikan di China ini, teman-teman bisa fokus untuk belajar, angan malas tapi juga tidak lupa berkontribusi untuk bangsa,” kata Sumartono.
Sementara Atase Pendidikan Beijing Yudil Chatim menegaskan bahwa tugas mahasiswa Indonesia di China adalah belajar.
“Tapi selain belajar mereka juga harus berkolaborasi, cari peluang seluas-luasnya bekerja sama dengan dunia industri dan pihak-pihak terkait lain, kami dari pemerintah tentu akan mendukung kegiatan mereka,” kata Yudil Chatim.
Dalam acara penyambutan mahasiswa baru itu, ungkap dia bukan hanya bersenang-senang melainkan juga sejak awal mencoba untuk menghubungkan mahasiswa dengan kebutuhan industri saat ini.

“Perusahaan-perusahaan di sini bisa memaparkan kondisi mereka dan apa yang mereka cari dari lulusan kampus, jadi semacam job fair tapi bahkan job fair biasa juga tidak sebanyak ini, karena mereka diberikan panduan lebih dulu seperti apa pekerjaan yang ada sekarang ini,” ujar Yudil.
Namun, selain belajar dan mencari kerja, Yudil menyebut mahasiswa juga bisa berkontribusi bagi masyarakat.
“Misalnya ada mahasiswa S2 arsitektur di Tsinghua yang memberikan layanan desain bangunan tanpa mengenakan biaya untuk kampung di Bal, lalu ada juga mahasiswi dari Yunan ikut fashion show di Beijing dengan menghadirkan desain suntiang dari Sumatera Barat, jadi pengabdian masyarakatnya jelas,” ungkap Yudil.
Menurutnya, mahasiswa-mahasiswi Indonesia juga bisa memperkenalkan budaya Indonesia selama berkuliah di China.
“Jadi silahkan berkolaborasi, berkomunikasi antarmereka dan juga berkompetisi, tentu berkompetisi untuk lebih baik lagi,” tambah Yudil.
Dalam acara itu diberikan juga sekitar 20 penghargaan kepada mahasiswa berprestasi yaitu mereka yang telah mengharumkan nama Indonesia lewat prestasi akademik maupun non-akademik selama menempuh pendidikan di Tiongkok.
Selain mendengarkan paparan dari KBRI Beijing dan perusahaan-perusahaan, masing-masing kampus juga punya kesempatan untuk menunjukkan kebolehan di bidang seni serta hadir juga stan makanan dari berbagai ranting perhimpunan.
Baca juga: Mahasiswa Indonesia ikuti kegiatan sukarelawan di Hainan, China
Baca juga: 13 mahasiswa Unibos Makassar ikuti pertukaran pelajar ke China
Baca juga: Mahasiswa Indonesia dorong interaksi wayang kulit di China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
6.491 mahasiswa baru ITB ikuti PMB 2020/2021 secara daring
- 10 September 2020
“Baku Jaga” iringi penyambutan mahasiswa baru di Changsha
- 5 November 2018
Rekomendasi lain
Asmaul husna, urutan dan artinya
- 7 Agustus 2024
Cara cek pulsa dan kuota XL
- 2 Juli 2024
Lirik dan makna lagu “Separuh Aku” NOAH
- 18 Juli 2024
Lirik lagu nostalgia Koes Plus – “Kembali ke Jakarta”
- 16 Agustus 2024
Doa memohon husnul khotimah
- 19 Agustus 2024





