
Kemendukbangga gelar orientasi Sekolah Siaga Kependudukan SMP dan SMA
- Selasa, 21 Oktober 2025 12:51 WIB
- waktu baca 2 menit

Nah, jumlah Gen Z dan Post Gen Z ini menjadi hal ancaman kita kalau seandainya data yang positif tadi tidak kita antisipasi dengan baik
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) menggelar orientasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) guna memperkuat karakter murid jenjang SMP hingga SMA melalui pemberian materi mengenai pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kemendukbangga Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan Indonesia memiliki jumlah demografi kategori Gen Z dan Post Gen Z yang besar, sehingga pemerintah perlu berupaya mempersiapkan pengembangan karakter mereka sedini mungkin guna bisa bersaing di kemudian hari.
“Nah, jumlah Gen Z dan Post Gen Z ini menjadi hal ancaman kita kalau seandainya data yang positif tadi tidak kita antisipasi dengan baik,” kata Bonivasius Prasetya pada webinar bertajuk “Orientasi Sekolah Siaga Kependudukan Jenjang SMP” di Jakarta pada Selasa.
Baca juga: Kemendukbangga siapkan pembangunan keluarga sejak dini lewat SSK
Lebih lanjut ia mengatakan prinsip dasar SSK menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, sehingga dapat diterapkan secara nasional dan diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran, baik intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, sesuai dengan pokok bahasan.
Adapun beberapa materi SSK tersebut meliputi konsep dasar kependudukan, teori kependudukan, komponen kependudukan, pembangunan berwawasan kependudukan, isu-isu kependudukan, program keluarga balita dan anak, program keluarga remaja dan remaja, program keluarga lansia dan rentan, program pemberdayaan ekonomi keluarga, manfaat dan tujuan keluarga berencana, maupun sasaran program keluarga berencana.
Baca juga: Wamen Isyana: SSK edukasi siswa hindari pernikahan dini
Di samping itu materi mengenai SSK juga meliputi konsep dasar generasi berencana, perencanaan masa depan, konsep dasar kesehatan reproduksi, pencegahan perilaku berisiko pada remaja, hingga pencegahan stunting.
Pihaknya menegaskan materi mengenai SSK bukanlah mata pelajaran baru, sehingga tidak perlu menambah jam pelajaran.
“Program Sekolah Siaga Kependudukan ini tentunya memerlukan komitmen yang tinggi, perlu kerja sama yang kuat, komitmen yang kuat, kemauan yang kuat, bukan hanya dari kepala sekolah ataupun guru-gurunya, tapi juga bagaimana melibatkan anak-anak murid kita. Jadi kalau kita sendiri, tapi anak kita enggak mau terlibat, ya enggak bisa juga,” katanya.
Baca juga: BKKBN integrasikan Sekolah Siaga Kependudukan dalam Kurikulum Merdeka
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Wamen Isyana: SSK edukasi siswa hindari pernikahan dini
- 25 Agustus 2025
Kemendukbangga siapkan pembangunan keluarga sejak dini lewat SSK
- 23 Agustus 2025
BKKBN gandeng Kemendikbud kembangkan Sekolah Siaga Kependudukan
- 27 Agustus 2024
Rekomendasi lain
Apakah bunga bank termasuk riba?
- 15 Agustus 2024
Sayyidul Istighfar: Bacaan, arti, dan manfaatnya
- 30 Juli 2024
Apakah menonton film porno termasuk zina dalam Islam?
- 15 September 2024
Segini besaran dana untuk siswa penerima PIP Desember 2024
- 4 Desember 2024
Lirik lagu “Yogyakarta” oleh KLa Project dan penjelasannya
- 5 Oktober 2024
Jenis kartu kredit Bank BNI, syarat pengajuan dan limitnya
- 3 Oktober 2024
Profil Kim Kardashian yang ikut terseret skandal P Diddy
- 3 Oktober 2024