
GP Ansor NTB: Pesantren bukan objek sensasi
- Kamis, 16 Oktober 2025 09:55 WIB
- waktu baca 2 menit

Mataram (ANTARA) – Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Nusa Tenggara Barat (NTB) Irpan Suriadiata menegaskan program siaran Xpose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans 7 sudah mencederai kehormatan pesantren dan para kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU).
“Pesantren bukan tempat untuk dijadikan objek sensasi. Ini lembaga yang telah menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan sejak lama,” ujarnya di Mataram, Kamis.
Baca juga: Gus Falah sarankan Chairul Tanjung sowan ke PBNU soal tayangan Trans7
Irpan mengatakan Trans 7 telah melanggar kode etik jurnalistik, karena gagal melakukan verifikasi fakta sebelum menayangkan berita. Hal ini, bukan hanya kesalahan teknis, tetapi juga bentuk penghinaan terhadap maruah pesantren yang selama ini menjadi benteng moral dan pendidikan bangsa.
“Kami mendesak Trans 7 untuk segera mengklarifikasi secara resmi dan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat, khususnya kepada pesantren dan para kiai sepuh NU yang telah dirugikan,” tegas Irpan.
Ia juga meminta agar klarifikasi dan permintaan maaf tersebut disampaikan melalui program dan kanal yang sama dengan penyiaran berita hoaks itu agar publik memperoleh informasi yang berimbang.
Irpan mengatakan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga harus menindak tegas pelanggaran tersebut. Karena, menurutnya, perlu ada langkah konkret dari lembaga pengawas media agar kasus serupa tidak terulang.
“Trans 7 harus bertanggung jawab penuh. Jika ingin menjaga integritas medianya, reporter atau tim yang membawakan berita itu harus segera dipecat, karena jelas telah melanggar prinsip dasar jurnalistik,” ujar Irpan.
Baca juga: DPR akan panggil Komdigi dan KPI hingga Trans7 soal tayangan pesantren
Baca juga: Manajemen Trans7 minta maaf ke Pesantren Lirboyo Kediri
Selain itu, kata dia, tindakan tegas penting dilakukan untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap dunia pers nasional dan menjaga kehormatan lembaga pesantren.
“Kami juga mengajak seluruh insan media agar lebih berhati-hati dan profesional dalam menjalankan fungsi informasi publik, serta mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap berita yang belum terverifikasi,” katanya.
Pewarta: Nur Imansyah, Mahasiswa PKL UIN Mataram
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Menteri Haji tambah kloter haji untuk NTB di 2026
- 12 Oktober 2025
Sumut targetkan 40 medali di ajang PON Bela Diri di Kudus
- 12 Oktober 2025
Rekomendasi lain
5 tas Louis Vuitton yang banyak dipakai di Indonesia
- 13 Oktober 2024
Daftar drakor Kim Sae Ron sepanjang karirnya
- 13 Maret 2025
Berkualitas harga terjangkau, ini daftar 8 sepatu lari lokal
- 19 September 2024
Profil Jennifer Lopez dan kaitannya dengan P Diddy
- 3 Oktober 2024
Lirik lagu “Bento” oleh Iwan Fals dan penjelasannya
- 30 Agustus 2024
Cara upgrade OVO Premier untuk melakukan transfer ke DANA
- 19 Agustus 2024
Cara bayar belanjaan Shopee dengan saldo GoPay
- 9 Agustus 2024