Pertamina imbau masyarakat tak terpengaruh isu negatif etanol pada BBM

Pertamina imbau masyarakat tak terpengaruh isu negatif etanol pada BBM

  • Rabu, 8 Oktober 2025 00:42 WIB
  • waktu baca 2 menit
Pertamina imbau masyarakat tak terpengaruh isu negatif etanol pada BBM
Area Manager Communication, Relation anf CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah–DIY Taufik Kurniawan. ANTARA/Zuhdiar Laeis

…Etanol ini juga digunakan di Brazil, digunakan di Amerika Serikat, kemudian Uni Eropa. Karena memang tujuannya untuk menekan emisi gas buang supaya lebih ramah lingkungan

Semarang (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan isu negatif dan menyesatkan terkait campuran etanol pada bahan bakar minyak (BBM).

Area Manager Communication, Relation anf CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah–DIY Taufik Kurniawan, di Semarang, Selasa, mengatakan bahwa etanol digunakan sebagai campuran BBM di banyak negara.

“Etanol ini juga digunakan di Brazil, digunakan di Amerika Serikat, kemudian Uni Eropa. Karena memang tujuannya untuk menekan emisi gas buang supaya lebih ramah lingkungan,” katanya.

Menurut dia, etanol sebenarnya merupakan hasil fermentasi dari bahan bakar nabati, seperti tebu, jagung, atau singkong yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan molase yang itu bisa digunakan untuk sebagian pendukung atau bahan baku dari BBM.

Ia mengatakan bahwa kandungan etanol secara khusus di Pertamax Green sebesar 5 persen, dan di beberapa produk BBM lain dengan kadar jauh lebih rendah.

Baca juga: Pemerintah berencana wajibkan campuran etanol 10 persen di BBM

“(Campuran etanol, red.) Hasilnya, pembakarannya lebih bersih dan ini kami gunakan pada Pertamax Green sebesar 5 persen etanol,” katanya.

Tak hanya mengurangi emisi karbon, kata dia, sifat etanol juga tidak merusak logam dan karet sehingga pembakarannya menjadi lebih sempurna.

Meski ada isu miring soal etanol, ia mengatakan bahwa penjualan produk Pertamax Green, khususnya di wilayah Jateng justru mengalami peningkatan.

Ia menyebutkan sudah ada 14 stasiun bahan bakar umum (SPBU) di Jawa bagian tengah yang menyediakan Pertamax Green dengan total realisasi penjualan sebesar 348 kilo liter atau 228 persen dari target pada 2025.

Baca juga: Pertamina bidik Indonesia jadi 'Raja Panas Bumi' dunia pada 2029

“Jadi, targetnya sebetulnya hanya delapan outlet saja. Antusiasmenya luar biasa. Kami akan mengikuti perkembangan untuk penambahan outlet maupun volume sales-nya,” katanya.

Untuk outlet di Jateng, kata dia, terdapat di Semarang sebanyak empat outlet, Kendal, Batang, dan Tegal masing-masing satu outlet, serta tambahan satu outlet di rest area jalur tol di Brebes.

“Secara pertumbuhan, untuk di area Semarang, Kendal dan Batang masih mendominasi total penjualannya, yaitu 248 kilo liter. Sedangkan rerata penjualan harian di Semarang sekitar 7.000-8.000 liter per hari,” katanya.

Baca juga: ESDM: Mobil di Indonesia kompatibel dengan etanol hingga 20 persen

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Berita Terkini, Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia | tempo.co

    Perspektif yang tajam dan ajek dari para ahli di banyak bidang. Edisi Pekan Ini Gegeran Pangan Gegeran Pangan Mengungkap yang tersembunyi dengan perspektif, argumen, dan data yang solid. Indikator 25…

    Apa Itu Rafflesia Hasseltii? Bunga Langka yang Ditemukan di Sumsel

    Jakarta – Rafflesia hasseltii kembali menjadi sorotan setelah ditemukan mekar di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel). Temuan ini menarik perhatian karena jenis tersebut termasuk bunga langka yang…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *