Pelaku wisata di Labuan Bajo dukung sistem kuota wisatawan masuk TNK

Pelaku wisata di Labuan Bajo dukung sistem kuota wisatawan masuk TNK

  • Selasa, 7 Oktober 2025 00:46 WIB
  • waktu baca 3 menit
Pelaku wisata di Labuan Bajo dukung sistem kuota wisatawan masuk TNK
Suasana sosialisasi pengaturan kunjungan ke Taman Nasional Komodo melalui penerapan sistem kuota kunjungan wisatawan kepada para pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/Gecio Viana)

Labuan Bajo (ANTARA) – Sejumlah pelaku pariwisata di Labuan Bajo mendukung langkah Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) yang akan menerapkan sistem kuota kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Saya apresiasi BTNK yang telah mempertimbangkan keberlanjutan dari piring, nasi bersama seluruh pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Flores, NTT, Indonesia dan bahkan dunia,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat Aloysius Suhartim Karya di Labuan Bajo, Senin.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam sosialisasi pengaturan kunjungan ke TNK melalui penerapan sistem kuota kunjungan wisatawan oleh BTNK di Labuan Bajo.

Aloysius juga menjelaskan daya dukung dan daya tampung (DDDT) kawasan TNK harus menjadi perhatian serius, sehingga kelestarian dan keberlanjutan sumber daya ekosistem di kawasan konservasi itu tetap terjaga.

Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat Aloysius Suhartim Karya saat berbicara dalam sosialisasi pengaturan kunjungan ke Taman Nasional Komodo melalui penerapan sistem kuota kunjungan wisatawan kepada para pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/Gecio Viana)

Baca juga: BTNK harap semakin banyak mitra yang kerja sama kelola TNK

“Ini prioritas sebagai pelaku pariwisata karena kita tidak ingin aktivitas kepariwisataan kita hancur dalam beberapa tahun ke depan,” tegasnya.

Ia menilai dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi kerusakan terumbu karang maupun persoalan ekosistem lainnya di TNK, sehingga melalui penerapan sistem tersebut diharapkan dapat kembali memulihkan ekosistem di TNK.

Ia juga membenarkan bahwa spot wisata Pulau Padar sangat ramai dikunjungi dan dapat berpotensi melebihi DDDT kawasan, namun dengan sistem kuota ia meyakini kunjungan wisatawan dapat dikelola dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukan wisatawan pada satu spot wisata di TNK.

Ia juga berharap agar tata kelola kawasan TNK semakin baik, dan nantinya dalam penerapan kuota bagi wisatawan semakin meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pariwisata berbasis alam di Labuan Bajo.

Lebih lanjut, ia meminta pihak BTNK agar mempersiapkan sistem kuota wisatawan yang tepat dan adil, sehingga tidak terdapat potensi monopoli dalam sistem tersebut.

“Karena jika tidak disiapkan akan menjadi masalah besar,” katanya.

Baca juga: BTNK-PT PHC kerja sama penguatan fungsi pengelolaan TN Komodo

Sementara itu, Koordinator Urusan Kerjasama Humas dan Pelayanan BTNK Maria Rosdalima Panggur mengatakan BTNK memiliki aplikasi Siora untuk mempermudah pengelolaan dan pelayanan kunjungan di TNK dan aplikasi ini menyediakan fitur untuk reservasi tiket masuk secara daring (e-ticketing), serta perizinan kegiatan destinasi wisata.

Nantinya, lanjut dia, BTNK akan mengumpulkan data pelaku pariwisata lokal di wilayah tersebut sehingga dapat mengatur pengelolaan sistem kuota.

“Konsen dari teman-teman adalah bagaimana supaya adil, bagaimana teman-teman yang lokal juga prioritaskan, terus bagaimana mengurangi monopoli, jangan sampai travel agent yang memesan banyak (kuota), sehingga kesempatan orang lain jdi lebih kecil dan nanti, akan kami bahas selanjutnya dengan pengembang aplikasi tapi kami mau punya data base berapa orang pelaku pariwisata lokal kita dan data itu baik KSOP dan dinas,” katanya.

Ia juga menjelaskan prinsip sistem kuota wisatawan dilakukan dengan sangat hati-hati karena harus memperhatikan tiga aspek yakni aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.

Sistem tersebut, lanjut dia, masih dalam proses sosialisasi dan pada bulan Januari-Maret 2025 akan dilakukan uji coba hingga diimplementasikan pada April 2026 mendatang.

“Kami mengatur kunjungan ini ke seluruh kawasan, dengan aplikasi SiOra kami batasi kunjungan maksimal 1.000 orang per hari, karena itu sesuai dengan kajian daya dukung daya tampung kawasan kita di tahun 2018 dan beberapa kajian yang lainnya,” katanya.

Baca juga: Pembangunan resort di Pulau Padar kewenangan pemerintah pusat

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Bangka Tengah bagikan menu MBG bagi 2.717 pelajar

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Bangka Tengah bagikan menu MBG bagi 2.717 pelajar Senin, 13 Oktober 2025 20:57 WIB waktu baca 2 menit…

    Program CKG layani 159 ribu warga Kendari per 11 Oktober 2025

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Program CKG layani 159 ribu warga Kendari per 11 Oktober 2025 Senin, 13 Oktober 2025 20:56 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *