
Menilik keris, mercusuar budaya Indonesia
- Minggu, 5 Oktober 2025 07:08 WIB
- waktu baca 2 menit

Di dalam kompleks Keraton Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta, para penjaga yang mengenakan pakaian tradisional menyandang senjata khas di pinggang mereka, yakni keris, yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Keris memiliki sejarah panjang, dan namanya berasal dari kata Jawa kuno yang berarti “menusuk” atau “membelah”.
Bilahnya, yang kerap ditandai dengan pola gelombang unik, dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kekuatannya sebagai senjata mematikan, tetapi juga untuk menjelmakan kearifan artistik dan bela diri yang mendalam. Jumlah dan bentuk lekukan pada keris memiliki makna simbolis yang beragam, dan beberapa bilah dihiasi dengan ukiran emas dan perak yang rumit.
Pembuatan satu bilah keris membutuhkan proses yang memakan waktu satu tahun. Para perajin secara teliti menjalani proses yang melibatkan pemilihan bahan, pembentukan lapisan, pemrosesan dengan asam, pendinginan, pemolesan, dan penambahan hiasan.
Gagang dan sarung keris, yang sering terbuat dari kayu, gading, atau logam, dihiasi dengan ukiran, tatahan, dan sepuhan emas, yang menampilkan motif dewa atau hewan, membentuk kesatuan yang harmonis dengan bilah keris itu sendiri.
Para perajin secara teliti menjalani proses yang melibatkan pemilihan bahan, pembentukan lapisan, pemrosesan dengan asam, pendinginan, pemolesan, dan penambahan hiasan.
Ukiran, tatahan, dan sepuhan emas, yang menampilkan motif dewa atau hewan, membentuk kesatuan yang harmonis dengan bilah keris itu sendiri.


Foto yang diambil pada 29 Agustus 2025 ini menunjukkan berbagai cara untuk melahirkan Kris di Museum Sonobudoyo di Wilayah Khusus Yogyakarta di Indonesia. ANTARA/Xinhua



Perajin logam membuat Kris di Museum Keris Brojobuwono di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, pada 28 Agustus 2025.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Disbudpar kenalkan kearifan lokal Cirebon lewat pameran tosan aji
- 12 September 2025
Menbud tegaskan pentingnya strategi memajukan budaya keris
- 9 Agustus 2025
Wagub ajak generasi muda di Sulbar mencintai budaya sendiri
- 2 Agustus 2025
Rekomendasi lain
Cara dan syarat urus surat numpang nikah
- 30 Juli 2024
Apakah malam 1 Rajab bertepatan dengan Tahun Baru 2025?
- 31 Desember 2024
5 website tempat download wallpaper anime HD gratis!
- 17 Agustus 2024
Cara mengaktifkan kembali KIS PBI yang sudah tidak aktif
- 23 Januari 2025
Biaya pengurusan visa Arab Saudi dan UAE
- 27 Oktober 2024
Ketentuan pembatalan dan refund tiket kereta api
- 19 September 2024
Tanda-tanda tsunami dan anjuran untuk keselamatan
- 11 Juli 2024
Jadwal sholat selama bulan puasa Ramadhan 2025
- 27 Februari 2025