Menilik keris, mercusuar budaya Indonesia

Menilik keris, mercusuar budaya Indonesia

  • Minggu, 5 Oktober 2025 07:08 WIB
  • waktu baca 2 menit
Menilik keris, mercusuar budaya Indonesia
Seorang perajin memeriksa keris setengah jadi di Museum Keris Brojobuwono di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, pada 28 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua

Jakarta (ANTARA) –

Di dalam kompleks Keraton Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta, para penjaga yang mengenakan pakaian tradisional menyandang senjata khas di pinggang mereka, yakni keris, yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Keris memiliki sejarah panjang, dan namanya berasal dari kata Jawa kuno yang berarti “menusuk” atau “membelah”.
Bilahnya, yang kerap ditandai dengan pola gelombang unik, dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kekuatannya sebagai senjata mematikan, tetapi juga untuk menjelmakan kearifan artistik dan bela diri yang mendalam. Jumlah dan bentuk lekukan pada keris memiliki makna simbolis yang beragam, dan beberapa bilah dihiasi dengan ukiran emas dan perak yang rumit.

Pembuatan satu bilah keris membutuhkan proses yang memakan waktu satu tahun. Para perajin secara teliti menjalani proses yang melibatkan pemilihan bahan, pembentukan lapisan, pemrosesan dengan asam, pendinginan, pemolesan, dan penambahan hiasan.

Gagang dan sarung keris, yang sering terbuat dari kayu, gading, atau logam, dihiasi dengan ukiran, tatahan, dan sepuhan emas, yang menampilkan motif dewa atau hewan, membentuk kesatuan yang harmonis dengan bilah keris itu sendiri.

Para perajin secara teliti menjalani proses yang melibatkan pemilihan bahan, pembentukan lapisan, pemrosesan dengan asam, pendinginan, pemolesan, dan penambahan hiasan.

Ukiran, tatahan, dan sepuhan emas, yang menampilkan motif dewa atau hewan, membentuk kesatuan yang harmonis dengan bilah keris itu sendiri.

Perajin terlihat membuat keris di Museum Keris Brojobuwono di Karanganyar Regency, Jawa Tengah, Indonesia, pada bulan 28 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua

Foto yang diambil pada 29 Agustus 2025 ini menunjukkan deretan keris di Museum Sonobudoyo di Wilayah Khusus Yogyakarta di Indonesia. ANTARA/Xinhua

Perajin mengukir dan menyelesaikan selubung kayu elegan keris di Museum Keris Brojobuwono di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, pada 17 Juni 2025. ANTARA/Xinhua

Foto yang diambil pada 29 Agustus 2025 ini menunjukkan berbagai cara untuk melahirkan Kris di Museum Sonobudoyo di Wilayah Khusus Yogyakarta di Indonesia. ANTARA/Xinhua

Foto yang diambil pada 29 Agustus 2025 ini menunjukkan keris Indonesia dipajang di Museum Sonobudoyo di Wilayah Khusus Yogyakarta. ANTARA/Xinhua

Seorang pria berpose untuk foto dalam pakaian tradisional sambil memegang Kris di Jalan Malioboro di Yogyakarta, Indonesia, 29 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua

Perajin logam membuat Kris di Museum Keris Brojobuwono di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, pada 28 Agustus 2025.

Seorang perajin memoles keris setengah jadi di Museum Keris Brojobuwono di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, pada 28 Agustus 2025.ANTARA/Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Berita Terkini, Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia | tempo.co

    Perspektif yang tajam dan ajek dari para ahli di banyak bidang. Edisi Pekan Ini Gegeran Pangan Gegeran Pangan Mengungkap yang tersembunyi dengan perspektif, argumen, dan data yang solid. Indikator 25…

    Apa Itu Rafflesia Hasseltii? Bunga Langka yang Ditemukan di Sumsel

    Jakarta – Rafflesia hasseltii kembali menjadi sorotan setelah ditemukan mekar di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel). Temuan ini menarik perhatian karena jenis tersebut termasuk bunga langka yang…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *