
Industri fesyen bisa manfaatkan AI untuk adaptasi perkembangan pasar
- Jumat, 26 September 2025 16:03 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Founder Buttonscarves dan CEO Modinity Group Linda Anggrea mengatakan penting bagi pelaku industri fesyen untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“Penting banget kita sekarang itu adaptasi dengan AI. Sekarang website udah bisa punya personal asisstant yang lebih pintar daripada sales promotion girl (SPG) asli misalnya di toko,” ujarnya dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Jumat.
Linda menjelaskan hal tersebut menurutnya merupakan bentuk adaptasi dengan perkembangan saat ini sehingga jenama fesyen semakin dekat dengan konsumen.
“Cara kita berkomunikasi dengan konsumen seperti apa untuk mempermudah mereka dengan tertarik dengan kita sehingga yang tadinya mengagumi akhirnya semakin dekat, akhirnya checkout saja deh,” tambahnya lagi.
Pemanfaatan AI, kata dia, mampu merekomendasikan berbagai kebutuhan konsumen, sehingga konsumen lebih mudah dalam mencari produk yang diinginkan dan sesuai dengan perasaan saat itu.
Buttonscarves, kata dia, akan menerapkan AI yakni asisten personal daring pada dua bulan mendatang di website penjualan miliknya.
Saat konsumen berubah pikiran, untuk mencari produk lain yang berbeda, ia menyebut, asisten daring ini akan membantunya untuk merekomendasikan produk lain yang diinginkan konsumen.
Baca juga: Meta luncurkan Vibes, fitur mirip Reels khusus video pendek buatan AI
Perkembangan generasi muda saat ini, utamanya gen Z, kata dia, membuat ia belajar untuk melakukan improvisasi produk dari sisi pemikiran agar mengenal keinginan generasi tersebut, sehingga produk yang dimiliki dapat berkembang sesuai target yang diinginkan.
Pada kesempatan yang sama, Founder Purana dan Co Founder Fuguku Nonita Respati mengatakan, kemajuan teknologi dapat mendukung dan mengakselerasi pekerjaan manusia bekerja, salah satunya adalah riset.
Selain itu, pemanfaatan platform digital juga mampu mendukung lahirnya inspirasi produk. “Jadi inspirasi saja, habis itu barulah kita daya gunakan itu kemampuan yang kita miliki untuk akhirnya benar-benar memberikan yang sudah jadi signature brand kita,” tambahnya.
Teknologi, lanjutnya, merupakan sebuah dukungan yang bisa dimanfaatkan manusia, namun perannya tidak akan menggantikank fungsi, estetik dan juga peran para pengrajin di industri kreatif.
Baca juga: CfDS UGM menyoroti dampak algoritma terhadap mitra pengemudi ojol
Baca juga: Ozelle luncurkan perangkat diagnostik berbasis kecerdasan buatan
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Mengenal urutan pangkat polisi di Indonesia
- 24 Februari 2025
20 tempat wisata menarik buat berlibur di akhir tahun 2024
- 28 Oktober 2024
Cara top up GoPay pakai BCA Mobile, lengkap dan praktis
- 9 Agustus 2024
Cara transfer saldo GoPay ke ShopeePay
- 10 Agustus 2024
Cara potong kuku sesuai sunah
- 23 Juli 2024
Cara transfer ke sesama bank BRI melalui ATM dan BRImo
- 1 Agustus 2024