BSSN: Mengabaikan peretas portal pemerintah buka celah kerentanan baru

BSSN: Mengabaikan peretas portal pemerintah buka celah kerentanan baru

  • Jumat, 26 September 2025 00:56 WIB
  • waktu baca 2 menit
BSSN: Mengabaikan peretas portal pemerintah buka celah kerentanan baru
Kepala BSSN RI Letjen TNI (Purn) RI Nugroho Sulistyo Budi memberikan keterangan usai menghadiri kegiatan Rakerda dan Komdiphoria 2025 Diskominfo se-Kalsel di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (25/9/2025). ANTARA/Tumpal Andani Aritonang

…Kalau abai dengan standar keamanan data, kerentanan baru akan muncul berbagai serangan siber

Banjarbaru (ANTARA) – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI Letjen TNI (Purn) Nugroho Sulistyo Budi mengingatkan bahwa mengabaikan peretasan situs dan portal pemerintahan akan membuka celah kerentanan baru bagi peretas untuk mengakses data-data rahasia.

“Kalau abai dengan standar keamanan data, kerentanan baru akan muncul berbagai serangan siber,” kata Nugroho dalam Rakerda dan Komdiphoria 2025 Diskominfo se-Kalsel di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis.

Dia menekankan bahwa kerentanan akan selalu ada baik dari oknum luar negeri maupun dari dalam negeri yang berupaya mengakses data-data penting negara.

“Sehingga perlu memitigasi setiap terjadi peretasan hingga mengkalkulasi potensi risiko ke depan agar celah kerentanan yang baru tidak terbuka. Saya rasa ini adalah pekerjaan yang tidak ada hentinya,” ujarnya.

Terlebih lagi, kata Nugroho, terkait Zero Day Attack sebuah ancaman potensial jenis serangan siber yang memanfaatkan vulnerability dalam perangkat keras yang mana sistem itu belum diketahui oleh pengembang.

Baca juga: Kemhan: Situs utama dan data strategis aman dari serangan peretas

Dia menjelaskan kerentanan serangan siber itu belum ditemukan saat sistem dibangun, karena baru bisa ditemukan ditemukan oleh orang yang memang pekerjaan sehari-hari meneliti.

“Serangan siber ini begitu ditemukan, dijadikan celah menyerang sistem dan aplikasi,” ungkapnya.

Dalam menghadapi berbagai ancaman serangan siber, Nugroho mengatakan perlu langkah hati-hati dengan terlebih dahulu mengisolasi kerentanan, kemudian menguji kemana saja jalur kerentanan akan mengakses sumber data.

Menurut dia, tidak semua sistem serangan siber tampil di rubrik BSSN saat mengakses langsung karena ada sistem backup, data senter hingga penghubung, jadi semua harus diuji celah kerentanan mulai dari tahap pertama hingga seterusnya.

Baca juga: Kemhan investigasi kasus peretasan website resmi ulah hacker

Baca juga: Stellantis alami kebocoran data pelanggan akibat peretasan

“Jadi jangan abai dengan peretasan. Yang pasti kami di BSSN selalu monitor celah kerentanan. Kami juga bersinergi dengan pemerintah di daerah dan instansi lainnya untuk memitigasi potensi kerentanan serangan siber terhadap situs pemerintah kita,” ujar Nugroho.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Marc Marquez tak masalah jika gagal pastikan juara di Jepang

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi MotoGP Marc Marquez tak masalah jika gagal pastikan juara di Jepang Jumat, 26 September 2025 02:02 WIB waktu…

    Korban banjir bandang dan longsor Nagekeo jalani pemeriksaan kesehatan – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait BNPB: Banjir masih rendam rumah di Seruyan…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *