
Presiden Nepal imbau semua pihak bekerja sama, percaya pada pemerintah
- Jumat, 12 September 2025 02:02 WIB
- waktu baca 2 menit

Saya mengimbau semua pihak agar percaya bahwa upaya sedang dilakukan untuk segera memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, serta bekerja sama menjaga perdamaian dan ketertiban secara tertib
Istanbul (ANTARA) – Presiden Nepal Ramchandra Paudel, Kamis (11/9) mengimbau semua pihak untuk bekerja sama, dengan menegaskan bahwa “sejumlah upaya sedang dilakukan untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa,” demikian dilaporkan Kathmandu Post.
Pernyataan itu disampaikan setelah jumlah korban tewas akibat gelombang protes keras yang terjadi sejak awal pekan ini meningkat menjadi 34 orang, sementara 1.368 orang lainnya terluka.
Tentara Nepal telah dikerahkan di berbagai wilayah dengan pemberlakuan jam malam untuk memulihkan ketertiban.
Baca juga: Kemlu RI evakuasi belasan WNI dari Nepal menyusul kerusuhan besar
“Saya mengimbau semua pihak agar percaya bahwa upaya sedang dilakukan untuk segera memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, serta bekerja sama menjaga perdamaian dan ketertiban secara tertib,” kata Presiden Paudel.
Ia menekankan pentingnya melindungi demokrasi dan menegakkan hukum serta ketertiban.
Juru bicara pusat Kepolisian Nepal, Binod Ghimire, mengatakan bahwa “sebanyak 14.307 narapidana melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri” selama protes berlangsung.
Protes yang terjadi di Nepal dipicu oleh kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube.
Langkah tersebut memicu kemarahan, terutama di kalangan generasi muda (Gen Z) yang merasa hak mereka untuk berekspresi dibatasi.
Selain itu, ketidakpuasan terhadap praktik korupsi dan kondisi ekonomi yang memburuk turut memperburuk situasi.
Baca juga: Apakah Nepal negara komunis? Ini faktaknya
Demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi kekerasan, dengan massa menyerang rumah-rumah pejabat, termasuk mantan Perdana Menteri dan mantan Presiden.
Gedung parlemen dan kantor pemerintah lainnya juga dibakar.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa (9/9) di tengah eskalasi kekerasan yang melanda negara tersebut.
Pada hari yang sama pula, Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel menyampaikan pidato publik, menyerukan ketenangan dan dialog sebagai jalan keluar dari kekerasan.
Pada Selasa malam, militer dikerahkan ke seluruh negeri. Pemerintah memberlakukan larangan berkumpul dan jam malam, sementara pasukan melakukan penangkapan dan menyita senjata.
Baca juga: Apa kronologi demo Gen Z di Nepal? Ini penyebabnya
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Primayanti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Apakah Nepal negara komunis? Ini faktaknya
- 3 jam lalu
Rekomendasi lain
Cara potong kuku sesuai sunah
- 23 Juli 2024
Lirik lagu “Bento” oleh Iwan Fals dan penjelasannya
- 30 Agustus 2024
Daftar lengkap hp Samsung bisa update OneUI 7
- 18 Februari 2025
Hukum meninggalkan shalat Jumat 3 kali berturut-turut
- 29 Agustus 2024
Niat mandi sunnah sebelum puasa Ramadhan, sucikan diri jelang ibadah
- 28 Februari 2025
Daftar juara Man United, terbanyak di Liga Inggris?
- 27 November 2024
Sinopsis film Netflix: “Setetes Embun Cinta Niyala”
- 1 Maret 2025