
Alasan Gen Z lebih suka chatting daripada telepon, Ini penjelasannya
- Sabtu, 6 September 2025 09:29 WIB
- waktu baca 3 menit

Jakarta (ANTARA) – Generasi Z yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an semakin menunjukkan kecenderungan untuk lebih memilih chatting dibanding melakukan panggilan telepon. Tren ini terlihat jelas dalam aktivitas komunikasi sehari-hari, baik untuk urusan pribadi, pekerjaan, maupun interaksi sosial di berbagai platform digital.
Berbagai survei dan kajian terbaru mengungkap sejumlah alasan mendasar di balik perilaku tersebut. Faktor efisiensi waktu, kenyamanan dalam menyampaikan pesan, hingga keinginan menjaga privasi menjadi pertimbangan utama yang membuat chatting lebih diminati dibandingkan berbicara langsung lewat telepon. Berikut penjelasannya.
Alasan kenapa Gen Z lebih memilih chatting di banding telfon
1. Tingkat kenyamanan dan kendali
Gen Z tumbuh di era digital di mana pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, dan DM Instagram menjadi sarana komunikasi sehari-hari. Lewat platform berbasis teks, mereka memiliki waktu untuk menyusun kata, mengedit pesan, menyisipkan emoji, dan menghindari kesalahan. Mengangkat telepon langsung justru terasa mendesak dan menegangkan.
Baca juga: 7 tips produktif tanpa burnout ala Gen Z dengan gaya slow living
2. Timbulnya kecemasan telepon
Telepon memicu berbagai perasaan tidak nyaman bagi Gen Z mulai dari takut salah ucap, canggung dengan jeda hening, hingga khawatir mengganggu. Bahkan, banyak yang mengasosiasikan panggilan tiba-tiba sebagai pertanda buruk. Di Inggris, sebuah perguruan tinggi bahkan membuka kursus khusus untuk membantu mahasiswa mengatasi kecemasan saat menerima telepon.
2. Kesan gangguan dan ketidakfleksibelan
Bunyi dering mendadak dianggap menginterupsi aktivitas Gen Z yang multitasking. Mereka lebih memilih komunikasi yang bisa diatur waktu balasannya, tidak seperti telepon yang menuntut respons langsung.
3. Fleksibilitas dan efisiensi
Sebagian besar Gen Z menilai chat sebagai sarana lebih fleksibel dan efisien. Dengan chat, mereka bisa membalas pesan sesuai kenyamanan dan waktu mereka tanpa tekanan seperti saat menerima telepon. Survei menunjukkan sekitar 70 persen Gen Z jarang atau enggan mengangkat telepon.
4. Preferensi terhadap komunikasi tertulis
Pesan teks dianggap lebih santai dan mudah tanpa basa-basi. Chat mampu mengurangi kecanggungan sosial dan memberikan ruang bagi ekspresi diri melalui emoji, GIF, atau meme.
Baca juga: 7 aktivitas waktu luang yang bikin gen Z bisa sukses dalam berkarir
5. Dukungan data dan survei
Survei di Inggris pada April 2024 menunjukkan satu dari empat responden usia 18 hingga 34 tahun tidak pernah menjawab telepon karena lebih nyaman lewat pesan teks atau media sosial. Bahkan, lebih dari setengah responden menganggap panggilan tiba-tiba sebagai pertanda buruk.
Dampak komunikasi dan tips
Meskipun chat mempermudah komunikasi, ada sisi kekurangan. Komunikasi lintas perangkat bisa menimbulkan miskomunikasi karena tidak adanya nada suara atau konotasi verbal. Dalam kasus obrolan emosional atau kompleks, telepon atau tatap muka lebih disarankan.
Tips untuk menyesuaikan gaya komunikasi
• Gunakan chat untuk hal-hal ringan, logistik, atau sekadar menyambung komunikasi.
• Pilih telepon jika bahasan butuh kejelasan emosional, cepat tanggap, atau sensitif.
• Tuliskan konteks sebelum menelepon, misalnya: “Aku mau ngobrol soal ini, bisakah nanti untuk di telepon?” untuk menghindari kejutan dan memberi ruang mental.
Dengan demikian, fenomena ini bukan tanda ketidaksopanan atau apatis, melainkan bentuk adaptasi dan kehati-hatian dalam berkomunikasi. Menghargai preferensi Gen Z berarti menghargai cara mereka merasa nyaman dalam berinteraksi.
Baca juga: 7 strategi bagi Gen Z bangun relasi & networking dunia kerja & bisnis
Baca juga: Daftar hobi kekinian gen Z, kreatif dan penuh inspirasi
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Benarkah Gen Z susah cari kerja? begini faktanya!
- 27 Oktober 2024
Unja gelar program Mari Chatting turunkan stunting
- 6 Oktober 2022
SA, penusuk polisi kerap chatting dengan kelompok ISIS
- 21 Oktober 2016
Pinterest rilis fitur chatting
- 9 Agustus 2014
Rekomendasi lain
Cara mengecek estimasi keberangkatan Haji via online
- 18 September 2024
Lirik lagu Dewa 19 – “Separuh Nafas”
- 9 Agustus 2024
20 tempat wisata menarik buat berlibur di akhir tahun 2024
- 28 Oktober 2024
Syair lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
- 31 Juli 2024
Syarat Magang Bakti BCA dan besaran gajinya
- 17 Juli 2024
Sudah mulai cair, ini cara cek penerima dana PIP Desember 2024
- 3 Desember 2024