
Pejabat UNICEF: Gaza diliputi ketakutan, pengungsian, dan pemakaman
- Jumat, 5 September 2025 11:29 WIB
- waktu baca 3 menit

PBB (ANTARA) – Gaza City, yang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga di Jalur Gaza utara, dengan cepat berubah menjadi tempat di mana masa kanak-kanak tidak akan dapat bertahan, demikian dikatakan oleh Tess Ingram, Manajer Komunikasi Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk Kantor Regional Timur Tengah dan Afrika Utara, pada Kamis (4/9).
“Gaza City menjadi kota yang diliputi ketakutan, pengungsian, dan pemakaman,” kata Ingram dalam jumpa pers harian di markas besar PBB di New York melalui konferensi video dari Jalur Gaza.
Dunia memperingatkan bahwa serangan militer yang semakin intensif di Gaza City dapat mengakibatkan malapetaka besar bagi hampir 1 juta penduduk yang masih bertahan di kota tersebut, ujar Ingram.
“Itu akan menjadi tragedi yang tak terbayangkan, dan kita harus mengerahkan segala daya untuk mencegahnya,” imbuhnya.
Ingram mengatakan bahwa dalam sembilan hari terakhir, dia melihat keluarga-keluarga di Gaza City yang melarikan diri dari rumah mereka karena ketakutan. Mereka sudah mengungsi sebelumnya, dan kini harus mengungsi lagi. Mereka datang hanya dengan pakaian yang melekat di tubuh.
“Saya bertemu dengan anak-anak yang terpisah dari orang tuanya dalam kekacauan itu. Ibu-ibu yang anaknya meninggal karena kelaparan. Ibu-ibu yang takut anaknya akan menjadi korban berikutnya. Saya berbicara dengan anak-anak di ranjang rumah sakit, tubuh mungil mereka terkoyak serpihan peluru,” tuturnya.
Menurut Ingram, hanya 44 dari 92 pusat perawatan gizi rawat jalan yang didukung UNICEF di Gaza City yang masih beroperasi, membuat ribuan anak kurang gizi kehilangan lebih dari separuh jalur pertolongan penyelamatan yang mereka butuhkan untuk melawan kelaparan.
“Tim kami mengerahkan segala daya untuk membantu anak-anak. Namun, kami akan bisa berbuat jauh lebih banyak, menjangkau setiap anak di sini, jika operasi kami di lapangan dapat dilaksanakan secara luas dan jika kami mendapat pendanaan yang memadai,” ujarnya.
“Kehidupan warga Palestina sedang dihancurkan di sini,” tegas Ingram, seraya menekankan bahwa penderitaan anak-anak di Jalur Gaza bukanlah tidak disengaja. “Ini adalah konsekuensi langsung dari pilihan-pilihan yang telah mengubah Gaza City, bahkan seluruh Jalur Gaza, menjadi tempat di mana kehidupan manusia diserang dari segala sisi, setiap hari.”
Ingram menambahkan bahwa UNICEF terus menyerukan kepada Israel untuk meninjau kembali aturan pelibatan (rules of engagement) militernya demi memastikan anak-anak terlindungi sebagaimana diamanatkan dalam hukum humaniter internasional, serta mengizinkan bantuan memadai masuk ke Gaza; menyerukan kepada Hamas dan kelompok bersenjata lainnya untuk membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan; mendesak kedua pihak untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting, serta memberlakukan kembali gencatan senjata; dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk menggunakan pengaruh mereka guna mengakhiri situasi bencana di Gaza saat ini.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Daftar harga bensin Vivo terbaru November 2024
- 2 November 2024
Cara membuat kartu kuning pencari kerja bisa secara online
- 14 Oktober 2024
Hukum dan ketentuan berpuasa pada hari Jumat
- 29 Agustus 2024
Lirik lagu patah hati “Sadrah” dari For Revenge
- 29 Agustus 2024