CKG Batam temukan mayoritas penderita diabetes melitus anak dan remaja

CKG Batam temukan mayoritas penderita diabetes melitus anak dan remaja

  • Jumat, 29 Agustus 2025 14:16 WIB
  • waktu baca 2 menit
CKG Batam temukan mayoritas penderita diabetes melitus anak dan remaja
Kepala Dinkes Batam Didi Kusmarjadi. ANTARA/Amandine Nadja

Dari total 9.742 warga yang terindikasi diabetes hasil pemeriksaan CKG, sebanyak 6.358 atau sekitar 65 persen merupakan anak dan remaja

Batam (ANTARA) – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Dinas Kesehatan Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menemukan mayoritas penderita diabetes melitus di kota itu, dari kelompok usia anak dan remaja di bawah 18 tahun.

Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi menjelaskan diabetes pada anak dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun gaya hidup.

“Untuk tipe 1 biasanya karena faktor autoimun, sedangkan tipe 2 banyak dipengaruhi pola makan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Yang kami skrining itu tipe dua, diabetes melitus,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Jumat.

Dari total 9.742 warga yang terindikasi diabetes hasil pemeriksaan CKG, sebanyak 6.358 atau sekitar 65 persen merupakan anak dan remaja.

Baca juga: Dinkes Kalsel libatkan 242 Puskesmas layani Cek Kesehatan Gratis

Rinciannya, sebanyak 350 kasus ditemukan pada anak usia 7-12 tahun, 3.207 kasus pada usia 13-15 tahun, dan 2.801 kasus pada usia 16-17 tahun.

Sementara itu, jumlah penderita pada kelompok usia dewasa tercatat 3.384 orang, dengan sebaran 872 kasus usia 18-29 tahun, 772 kasus usia 30-39 tahun, 1.311 kasus usia 40-59 tahun, serta 429 kasus usia di atas 60 tahun.

Menurut Didi, kasus diabetes tipe 2 pada anak kini semakin banyak terdeteksi.

“Proses identifikasi bisa dilakukan sejak tahap anamnesis dalam pemeriksaan awal. Jika ditemukan gejala, anak akan dirujuk ke rumah sakit untuk ditangani dokter spesialis anak,” katanya.

Baca juga: Komisi IX apresiasi Pemkot Tangerang libatkan kader PKK untuk percepat CKG

Didi menambahkan, penanganan diabetes pada anak perlu pendekatan komprehensif. Pada tipe 1, pasien membutuhkan insulin seumur hidup disertai edukasi keluarga.

Sementara pada tipe 2, fokus utama ada pada perubahan gaya hidup sehat, ditambah obat bila diperlukan.

“Keduanya tetap butuh pemantauan rutin, dukungan keluarga, sekolah, serta tim medis multidisiplin,” kata Didi.

“Untuk gaya hidup sehat, saat segmen wawancara dengan anak, ditanyakan berapa kali dalam seminggu ada aktivitas fisik. Seharusnya lebih dari lima kali, kurang dari itu masih belum cukup untuk aktivitas anak,” tambahnya.

Sebagai informasi, dari total 30.381 warga Batam yang sudah menjalani CKG, sekitar 32 persen di antaranya terindikasi memiliki diabetes melitus.

Baca juga: Kemenimipas salurkan 5.000 paket sembako dan buka CKG ke warga Jaktim

Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemensos sediakan bantuan sosial bagi warga terdampak radiasi CS 137 – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Lulusan Sekolah Rakyat dapat jaminan kerja dan…

    Purbaya kaji proposal sebelum memutuskan bantuan APBN untuk Al Khoziny

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Purbaya kaji proposal sebelum memutuskan bantuan APBN untuk Al Khoziny Rabu, 15 Oktober 2025 21:55 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *