
Aset BTN Syariah tumbuh 18 persen jelang proses akhir “spin-off”
- Rabu, 27 Agustus 2025 19:52 WIB
- waktu baca 2 menit

Aksi korporasi yang menjadi milestone bagi industri perbankan syariah Indonesia ini dapat terwujud atas dukungan pemegang saham, regulator dan masyarakat luas,
Jakarta (ANTARA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat, UUS BTN membukukan kinerja positif menjelang proses akhir spin-off menjadi BUS dengan aset tumbuh 18,0 persen year on year (yoy) menjadi Rp65,56 triliun hingga akhir Juni 2025.
“Aksi korporasi yang menjadi milestone bagi industri perbankan syariah Indonesia ini dapat terwujud atas dukungan pemegang saham, regulator dan masyarakat luas,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Adapun peningkatan aset Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah ditopang oleh ekspansi pembiayaan yang konsisten.
Nilai penyaluran pembiayaan BTN Syariah mencapai Rp48,46 triliun atau meningkat sebesar 17,0 persen yoy dibandingkan semester I 2024 yang mencapai Rp41,41 triliun.
Baca juga: RUPSLB Bank Syariah Nasional resmi umumkan susunan direksi baru
Menurut perseroan, kepercayaan masyarakat juga terus meningkat, sebagaimana terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Penghimpunan DPK BTN Syariah mencapai Rp55,23 triliun pada akhir paruh pertama 2025, tumbuh 19,8 persen yoy dibandingkan Rp46,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan kinerja positif ini, total laba bersih yang dibukukan BTN Syariah mencapai Rp401 miliar pada akhir Juni 2025 atau naik 8,3 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp370 miliar.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui rencana BTN untuk melakukan spin off melalui akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai cangkang bank umum syariah (BUS).
Baca juga: Sosok Alex Sofjan Noor, Direktur Utama Bank Syariah Nasional
Selain itu, proses restrukturisasi terkait spin off ini juga telah memperoleh persetujuan Presiden RI Prabowo Subianto melalui Kementerian BUMN dan Danantara Indonesia.
BTN Syariah segera memasuki babak baru seiring proses akhir spin-off yang mendekati tahap akhir, dengan perubahan nama menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) setelah penggabungan dengan BVIS sebagai perusahaan cangkang.
Sebelumnya, BTN resmi mengakuisisi 99,99 persen saham BVIS pada Juni 2025. Sebagai tindak lanjut, BVIS menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Agustus 2025.
RUPSLB tersebut menyepakati perubahan nama perseroan menjadi PT Bank Syariah Nasional (BSN). Dengan perubahan nama ini, maka BTN Syariah setelah menjadi BUS juga berubah nama menjadi Bank Syariah Nasional (BSN).
Baca juga: Dirut BTN ungkap BVIS resmi menjadi Bank Syariah Nasional
Selain itu, RUPSLB BVIS juga telah menyetujui susunan direksi baru di mana Alex Sofjan Noor ditunjuk untuk mengisi jabatan Direktur Utama.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
RUPSLB Bank Syariah Nasional resmi umumkan susunan direksi baru
- 23 Agustus 2025
Sosok Alex Sofjan Noor, Direktur Utama Bank Syariah Nasional
- 21 Agustus 2025
Dirut BTN ungkap BVIS resmi menjadi Bank Syariah Nasional
- 21 Agustus 2025
Dirut BTN berharap suku bunga FLPP dinaikkan
- 21 Agustus 2025
BTN berkomitmen menjadikan Jakarta sebagai kota global
- 19 Agustus 2025
Pramono dukung kerja sama strategis BTN, Ancol dan Jakpro
- 19 Agustus 2025
BTN-Relawan Bakti BUMN gelar program kesehatan di Paser, Kaltim
- 16 Agustus 2025
Rekomendasi lain
Syarat dan cara membuat kartu kuning pencari kerja
- 14 Oktober 2024
Cara bayar PBB online, simpel ternyata
- 3 Juli 2024
Gaji, syarat, dan kualifikasi menjadi pramugari kereta api
- 13 Oktober 2024
Cara aktifkan M-Banking BSI yang terblokir tanpa ke bank
- 19 Februari 2025
Berapa gaji PPPK 2024 setelah lolos seleksi?
- 18 Desember 2024
Cara mendapatkan layanan gratis Transjakarta bagi kelompok tertentu
- 19 November 2024