
Dokter sebut obesitas dapat mempercepat tanda penuaan
- Minggu, 24 Agustus 2025 20:53 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Clinical, Medical, and Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia dr Riyanny Meisha Tarliman mengatakan obesitas atau kegemukan berlebih dapat mempercepat penuaan sehingga perlu penanganan secara menyeluruh.
“Obesitas bukan sekadar masalah penampilan ataupun gaya hidup. Ini adalah kondisi medis kompleks yang mempengaruhi kesehatan metabolik dan dapat mempercepat tanda penuaan pada tubuh dan kulit,” kata Riyanny di Jakarta, Minggu.
Riyanny mengatakan, obesitas berkontribusi pada munculnya peradangan kronis (inflammaging) yang mempercepat kerusakan molekuler dan mengurangi kemampuan regenerasi sel.
Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan organ kehilangan fungsi optimal serta memicu masalah kulit seperti keriput, hiperpigmentasi, dan kusam. Lebih jauh, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, gangguan metabolik, hingga kardiovaskular.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penanganan secara menyeluruh untuk mencegah potensi risiko obesitas.
“Pendekatan holistik yang menggabungkan gaya hidup sehat, penilaian klinis yang tepat, dan terapi berbasis bukti merupakan landasan penanganan yang aman dan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca juga: Jeda waktu makan terlalu pendek sebabkan lemak viseral
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (PERDAWERI), Dr.med. dr. Maya Surjadjaja, M.Gizi, Sp.GK, IAAF, juga menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sehat untuk mencegah obesitas.
Ia menyebut, kebiasaan makan larut malam juga dapat memicu penumpukan lemak karena tubuh memiliki ritme sirkadian yang seharusnya beristirahat pada malam hari.
“Tubuh kita tidak didesain untuk mengonsumsi makanan berat saat malam. Hal ini akan menambah risiko kegemukan,” ujar Maya.
Ia juga menyoroti maraknya konsumsi obat pelangsing instan dan herbal yang dijual bebas. Beberapa produk, kata Maya, seringkali dicampur zat farmasi berbahaya tanpa dicantumkan dalam label.
“Risikonya besar, karena masyarakat tidak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi,” katanya.
Sebagai solusi, Maya menekankan pentingnya perubahan gaya hidup ketimbang mengandalkan obat-obatan. Tidak hanya itu, ia juga menilai pentingnya edukasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk dokter, orang tua, sekolah, hingga lingkungan sosial agar kesadaran menjaga berat badan dapat dimulai sejak usia muda.
“Hidup sehat itu sederhana. Tidur cukup, olahraga teratur, kurangi stres, jaga asupan gizi seimbang, dan sebaiknya mulai dari pola pikir. Kalau pikiran sehat, lebih mudah mengontrol kebiasaan sehari-hari,” jelas Maya.
Baca juga: Kurangnya pemahaman obesitas jadi tantangan implementasi PNPK
Baca juga: PDGKI sebut PNPK obesitas untuk menyamaratakan tatalaksana di faskes
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Jeda waktu makan terlalu pendek sebabkan lemak viseral
- Kemarin 18:04
Rekomendasi lain
Lirik lagu Raffa Affar “Tiara”, mudah untuk karaoke
- 23 Juli 2024
Cara mudah mengecek pinjol yang terdaftar di OJK
- 3 Oktober 2024
Doa dan amalan di Bulan Rajab yang dianjurkan dalam Islam
- 31 Desember 2024
Lirik lagu “Sekuat Hatimu” Last Child
- 17 September 2024
Kapan waktu yang tepat untuk baca niat puasa?
- 28 Februari 2025