
Pagi ini, Jakarta jadi kota paling berpolusi pertama di dunia
- Sabtu, 9 Agustus 2025 06:33 WIB
- waktu baca 3 menit

Jakarta (ANTARA) – DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Sabtu (9/8) pagi, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.50 WIB.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 168 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 80 mikrogram per meter kubik.
Angka tersebut menunjukkan tingkat kualitas udara di ibu kota berada dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, yakni dapat merugikan manusia maupun kelompok hewan yang sensitif serta dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Pada kategori sedang, kualitas udara tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia maupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Baca juga: Kamis pagi, kualitas udara Jakarta masih terburuk ketiga dunia
Kemudian kategori baik, yakni tingkat kualitas udara tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia maupun hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Selanjutnya, kategori sangat tidak sehat, yakni dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, kategori berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius terhadap seluruh populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan kedua, yaitu Kinshasa, Kongo-Kinshasa dengan angka 166, urutan ketiga Kampala, Uganda pada angka 137, urutan keempat Manama, Bahrain dengan angka 132, dan urutan kelima Kota Batam, Indonesia pada angka 124.
Terkait kondisi udara tersebut, masyarakat diimbau agar menghindari aktivitas di luar ruangan. Namun jika harus berada di luar ruangan, gunakanlah masker, kemudian tutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.
Baca juga: Kualitas udara Jakarta membaik dampak penegakan tegas uji emisi
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebutkan saat ini terdapat 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di Jakarta.
Data dari SPKU tersebut dapat diakses masyarakat melalui laman resmi milik Pemprov DKI Jakarta yang dilengkapi fitur-fitur unggulan, seperti peta lokasi SPKU secara geospasial, pemeringkatan kualitas udara dari yang terbaik hingga terburuk, serta langkah-langkah yang perlu diambil saat kualitas udara memburuk.
“Saya mengimbau warga Jakarta untuk mengakses platform resmi karena fitur-fitur yang tersedia sudah terstandarisasi, lengkap, dan mudah dipahami. Dengan data yang valid dan akurat, platform ini bisa menjadi panduan utama masyarakat dalam mengambil keputusan saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Asep di Jakarta, Senin (21/7).
Baca juga: Tak lulus uji emisi, empat kendaraan di Jakarta dijatuhi denda
Baca juga: DKI ajak warga pantau kualitas udara lewat JAKI
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rabu pagi, kualitas udara Jakarta terburuk ketiga di dunia
- 6 Agustus 2025
Rekomendasi lain
Gaji dan syarat jadi sopir bus Transjakarta
- 10 Oktober 2024
Soda kue dan baking powder, apa bedanya?
- 9 Juli 2024
Lirik lagu Batak “Sirokkap Ni Tondi”
- 5 September 2024
Cara membuat dan memperpanjang SKCK
- 19 Agustus 2024
Cara mengisi token listrik pada meteran
- 5 Agustus 2024
Sinopsis film Netflix: “Setetes Embun Cinta Niyala”
- 1 Maret 2025
Keuntungan dan potensi kerugian Indonesia gabung BRICS
- 10 Januari 2025
Cara menghitung persentase dengan mudah
- 20 Agustus 2024
Pahami algoritma agar konten TikTok masuk FYP
- 13 Oktober 2024