BMKG Kaltim: Waspadai kekeringan hingga Oktober

BMKG Kaltim: Waspadai kekeringan hingga Oktober

  • Sabtu, 2 Agustus 2025 21:41 WIB
  • waktu baca 2 menit
BMKG Kaltim: Waspadai kekeringan hingga Oktober
Kepala BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Kukuh Ribudiyanto. ANTARA/HO-Diskominfo

Samarinda (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, meminta masyarakat agar mewaspadai potensi kekeringan pada musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung hingga Oktober 2025.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Kukuh Ribudiyanto, di Balikpapan, Sabtu, mengatakan analisis BMKG per 20 Juli 2025 menunjukkan beberapa wilayah di Kaltim, seperti Paser, Kutai Kartanegara, dan sebagian Kutai Timur telah memasuki musim kemarau.

“Kondisi ini dikarenakan minim curah hujan dalam seminggu hingga 10 hari terakhir, yang mengakibatkan munculnya banyak titik panas.,” ujar Kukuh.

BMKG mencatat pada tanggal 29 Juli 2025 ditemukan delapan titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi, yang sebagian besar berada di Kutai Timur dan Berau.

Baca juga: BMKG deteksi peningkatan titik panas di Kalimantan dan Sumatera

Selain itu, terdapat lebih dari 100 titik panas dengan kategori sedang dan rendah yang juga perlu diwaspadai.

“Dalam kurun waktu seminggu hingga 10 hari terakhir, hampir seluruh wilayah Kaltim tidak ada hujan,” katanya

Meskipun demikian, Kukuh menjelaskan musim kemarau di Kaltim tidak akan sepenuhnya kering. Masih ada potensi hujan lokal, meskipun tidak merata.

“Walaupun nanti pada perjalanannya di Kaltim ini tidak sampai 0 mm hujannya, karena masih ada potensi hujan pada Agustus dan September, kita tetap harus waspada terhadap defisit air atau kemarau sampai awal Oktober,” ujarnya.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG terkait prakiraan cuaca, potensi hujan, dan peringatan dini.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi karhutla di Jambi akibat rendahnya curah hujan

“Hal ini penting untuk mengantisipasi dampak yang mungkin timbul, seperti krisis air bersih dan kebakaran hutan dan lahan,” katanya.

Pewarta: Arumanto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Pramono Minta Tanggul NCICD Tak Sebatas Jadi Penahan Air

    GUBENUR Jakarta Pramono Anung, meminta pembangunan tanggul National Capital Integrated Coastal Development atau NCICD Fase A di sepanjang pesisir utara Jakarta tidak hanya berfungsi sebagai penahan air laut. Dia mempersilakan…

    Hujan Disertai Angin Bikin Pohon Tumbang Timpa Warung di Bogor

    Bogor – Hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan Kecamatan Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, pagi tadi. Akibatnya, sebuah pohon tumbang di Kelurahan Pabuaran. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor,…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *