Guiyang, Tiongkok, (ANTARA/PRNewswire)- Artikel berita dari CNS:

Kurang dari satu bulan sejak bencana banjir yang membenamkan stadion ikonik, Village Super League kembali hadir pada 26 Juli lalu. Kebangkitan stadion ini, melambangkan kegigihan, terwujud berkat tekad masyarakat setempat sehingga menarik perhatian global.

Pada akhir Juni lalu, curah hujan nonstop terus terjadi di Rongjiang, bahkan menenggelamkan wilayah ini dua kali dalam satu minggu. Akibatnya, infrastruktur sekitar pun rusak. Lapangan Village Super League, salah satu lokasi ikonik dalam budaya olahraga masyarakat lokal, dipenuhi lumpur dan puing-puing. Berkat kolaborasi yang melibatkan masyarakat, relawan, dan pejabat setempat, lokasi ini dengan cepat berubah menjadi gelanggang olahraga yang penuh daya tarik.

“Saya tak pernah membayangkan lapangan ini kembali normal dalam waktu cepat,” ujar Lu Jinfu, salah seorang pemain dari tim Dongmen Village. “Tim penyelamat dan relawan telah memberikan dukungan yang luar biasa. Hari ini, kami tak hanya bermain sepakbola — namun juga merayakan sebuah kebangkitan.”

Ribuan orang menghadiri acara pembukaan kembali stadion tersebut, termasuk wisatawan yang telah lama menggemari liga sepakbola ini. Fan Shaoqin, pengunjung asal Zunyi, berkata: “Saya telah mengikuti perkembangan Village Super League selama tiga tahun. Karena dirawat inap di rumah sakit, saya tidak bisa bergabung sebagai tenaga relawan. Ketika menyaksikan kebangkitan kembali stadion ini, saya merasa seperti pulang ke kampung halaman.”

Acara ini juga menghadirkan kejutan lewat penampilan pemain sepakbola legendaris Roberto Baggio dan Roberto Carlos yang menjadi pelatih kehormatan di Rongjiang Vocational School. Dengan demikian, turnamen akar rumput ini naik kelas ke panggung internasional.

Para petugas tanggap darurat turut memuji semangat masyarakat setempat. Jiang Xingjie dari Guilin Lijiang River Water Rescue Center berkata: “Transformasi ini seperti sebuah keajaiban. Persatuan dan kegigihan Rongjiang mencerminkan 'kecepatan Village Super League' — membuktikan bahwa bencana tidak dapat mematahkan harapan.”

Sebuah pesta amal setelah pertandingan usai, Gratitude and Revival, menjadi momen untuk mengapresiasi para petugas tanggap darurat dan relawan. Para pelajar yang menjadi salah satu penampil di acara ini, Meng Tingli, berkata: “Lewat pertunjukan tari, kami mengapresiasi setiap orang yang membantu kami untuk mengubah keputusasaan menjadi harapan. Keberanian mereka memandu langkah kami ke depan.”

Kebangkitan Village Super League menyoroti kegigihan kultural dan semangat gotong royong. Seperti yang tertulis dalam spanduk di stadion ini: “Banjir bisa menghanyutkan tanah, namun tidak semangat hidup kami.” Acara ini membawa harapan baru bahwa turnamen ini dapat memperluas jangkauan global, serta memadukan semangat olahraga dengan kegigihan.

SOURCE CNS

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.