Pemkot Kupang pastikan penanganan optimal siswa diduga keracunan MBG 

Pemkot Kupang pastikan penanganan optimal siswa diduga keracunan MBG 

  • Rabu, 23 Juli 2025 09:23 WIB
  • waktu baca 2 menit
Pemkot Kupang pastikan penanganan optimal siswa diduga keracunan MBG 
Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo saat mengunjungi secara langsung pelajar SMPN 8 Kupang yang dirawat di rumah sakit diduga akibat mengonsumsi MBG. ANTARA/HO-Pemkot Kupang

Yang paling utama sekarang adalah keselamatan anak-anak kita. Jangan dulu sibuk mencari siapa salah, siapa benar, sementara anak-anak sedang butuh pertolongan medis

Kupang, NTT (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), memastikan penanganan medis optimal bagi 140-an siswa SMPN 8 Kupang yang mengalami gangguan kesehatan karena diduga keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Yang paling utama sekarang adalah keselamatan anak-anak kita. Jangan dulu sibuk mencari siapa salah, siapa benar, sementara anak-anak sedang butuh pertolongan medis. Mereka butuh infus, butuh stabilisasi. Itu yang paling penting saat ini,” kata Wali Kota Kupang Christian Widodo di Kupang, Rabu.

Sebelumnya, anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan tersebut dirawat di tiga rumah sakit terdekat, antara lain RSUD SK Lerik, RSU Mamami, dan RS Siloam. Adapun gangguan kesehatan berupa diare dan muntah-muntah.

Wali Kota Kupang bersama jajaran Forkopimda melakukan peninjauan secara langsung para siswa di sejumlah rumah sakit tersebut.

Baca juga: Ombudsman apresiasi RS cepat tangani dugaan keracunan MBG di Kupang

Tidak sekadar menyapa dan memberikan penguatan kepada anak dan orang tua, Wali Kota Kupang yang juga seorang dokter itu sempat memeriksa langsung kondisi anak-anak terdampak.

Meski situasi terpantau mulai membaik, kata dia, proses penanganan medis dan pemulihan harus berjalan optimal terlebih dahulu, baru dilakukan evaluasi secara menyeluruh.

Terkait sumber makanan, ia mengakui belum menerima laporan resmi. Namun, ia memastikan akan segera meminta data lengkap dan bila perlu memanggil pihak-pihak terkait untuk klarifikasi dan evaluasi.

“Kita tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa penyebabnya dari sayur, daging, atau nasi. Semuanya harus melalui proses pemeriksaan medis dan laboratorium terlebih dahulu. Diagnosa dokter menjadi dasar utama untuk tindak lanjut selanjutnya,” kata Christian Widodo.

Baca juga: Kapolda sebut SPPG Polda NTT layani 3.260 siswa di Kota Kupang

Lebih lanjut ia mengajak semua pihak untuk bersikap bijak dan menahan diri dalam menyebarkan opini sebelum fakta dan hasil pemeriksaan medis keluar.

“Yang paling penting sekarang, anak-anak kita harus pulih dulu. Setelah itu tentu akan ada evaluasi. Kalau terbukti ada kelalaian, akan ada tindakan. Tapi semua ada tahapannya,” ucap Wali Kota Kupang itu.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis dan semua pihak yang telah merespons cepat kejadian ini, serta mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sambil menunggu hasil pemeriksaan resmi dari tim medis dan laboratorium.

Baca juga: BGN latih 900 petugas penjamah makanan di Kupang

Pewarta: Yoseph Boli Bataona
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Desainer: Angka 8-0 dalam logo HUT RI lambangkan kesatuan-kedaulatan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Desainer: Angka 8-0 dalam logo HUT RI lambangkan kesatuan-kedaulatan Rabu, 23 Juli 2025 19:27 WIB waktu baca 2…

    Mensesneg: Desain logo HUT Ke-80 RI pilihan langsung Presiden Prabowo

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Mensesneg: Desain logo HUT Ke-80 RI pilihan langsung Presiden Prabowo Rabu, 23 Juli 2025 19:27 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *