Kemenperin: Standardisasi solusi industri batik hadapi dinamika global

Kemenperin: Standardisasi solusi industri batik hadapi dinamika global

  • Senin, 21 Juli 2025 08:21 WIB
  • waktu baca 3 menit
Kemenperin: Standardisasi solusi industri batik hadapi dinamika global
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita (ANTARA/HO-Kemenperin)

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan standardisasi seperti SNI Batik, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Batikmark, Sertifikasi Halal, dan Sertifikasi Industri Hijau menjadi solusi sektor batik dalam menghadapi dinamika global.

‎Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Senin menyatakan standardisasi merupakan solusi strategis yang perlu diterapkan oleh pelaku industri batik untuk menghadapi tantangan globalisasi.

‎“Setiap standardisasi ini menjamin suatu aspek, seperti SNI untuk kualitas produk, SKKNI untuk kompetensi perajin, Batikmark untuk keaslian produk, sedangkan Halal dan Industri Hijau merupakan standardisasi khusus yang berpotensi memperluas akses pasar bahkan sampai ke luar negeri,” katanya.

‎Lebih lanjut, Reni menekankan, standardisasi tidak hanya penting bagi keberlangsungan usaha dari sisi produksi, tetapi juga memberikan nilai tambah pada aspek jenama.

‎“Di tengah meningkatnya kesadaran konsumen terhadap isu keaslian, estetika, dan keberlanjutan lingkungan, batik yang tersertifikasi memiliki peluang lebih besar untuk menjadi pilihan utama konsumen,” ujarnya.

‎Oleh karena itu, sebagai upaya konkret dalam membangun pemahaman dan kesadaran pentingnya standardisasi, Ditjen IKMA bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) menyelenggarakan Webinar bertema Standardisasi pada Industri Batik secara daring pada 7 Juli 2025.

‎Kegiatan ini menjadi bagian rangkaian acara Gelar Batik Nusantara (GBN) dan Hari Batik Nasional (HBN) tahun 2025.

‎Webinar tersebut menghadirkan para narasumber dari kalangan regulator dan praktisi seperti Direktur Penguatan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional, Asesor Manajemen Mutu Industri Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, serta Direktur Akasia Batik Yogyakarta.

‎Puncak dari rangkaian perayaan GBN dan HBN 2025 akan ditandai dengan Pameran Gelar Batik Nusantara, yang diselenggarakan pada 30 Juli – 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta.

‎Pameran ini bakal menghadirkan produk-produk batik unggulan dari berbagai daerah di Indonesia, sekaligus menjadi ajang edukasi publik mengenai pentingnya standardisasi dalam menjaga mutu dan warisan budaya batik.

‎Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan berharap, dengan terselenggaranya webinar, para pelaku IKM batik dan konsumen dapat memahami standardisasi pada batik, termasuk mengenai manfaat yang didapatkan dan cara proses pengajuannya.

‎“Kegiatan ini dapat menjadi ruang sinergi antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memperkuat fondasi industri batik nasional. Sebab, keberlanjutan industri batik sangat ditentukan oleh kesadaran kolektif terhadap pentingnya penerapan standar mutu,” ujar Budi.

‎Melalui kegiatan ini, Budi juga berharap, seluruh pemangku kepentingan dapat berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan dan daya saing industri batik nasional. Batik bukan sekadar kain, tapi identitas budaya yang punya kekuatan ekonomi besar jika dijaga mutunya, dikuatkan standarnya, dan dikenalkan secara berkelanjutan.

‎Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), sekaligus Anggota Presidium Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia, Rini Handayani turut menyampaikan dukungan dan apresiasi atas upaya Ditjen IKMA dan YBI dalam meningkatkan daya saing produk nasional, khususnya di sektor batik.

‎“Industri batik telah menjadi ruang kehidupan bagi jutaan pelaku IKM perempuan. Di pelosok negeri ini, industri batik mayoritas ditopang oleh tenaga kerja perempuan. Mulai dari perajin, pelaku usaha, ibu rumah tangga, kepala keluarga perempuan, hingga generasi muda menjadikan batik sebagai sumber penghidupan, maka penguatan kapasitas dan kualitas menjadi hal yang penting untuk terus ditingkatkan,” kata Rini.

Baca juga: Menteri UMKM sebut tarif dagang baru RI-AS saling menguntungkan

Baca juga: Kemenperin dan YBI tarik minat membatik generasi muda lewat GBN 2025

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Drawing China Open 2025: Wakil Indonesia hadapi lawan tangguh

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Bulu tangkis Drawing China Open 2025: Wakil Indonesia hadapi lawan tangguh Senin, 21 Juli 2025 13:21 WIB waktu…

    Minim akses dokter gigi perparah stunting dan bayi BBLR di Lombok

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Minim akses dokter gigi perparah stunting dan bayi BBLR di Lombok Senin, 21 Juli 2025 13:10 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *