Jakarta (ANTARA) – Novak Djokovic kembali menapaki jalan terjal di Wimbledon karena harus berjuang keras melewati Flavio Cobolli, Rabu (9/7) waktu setempat atau Kamis WIB, untuk mencapai semifinal ke-14, bertemu dengan Jannik Sinner.

Setelah kalah di set pertama dari Alex de Minaur di babak sebelumnya, Djokovic kembali tertinggal. Namun, petenis Serbia itu menemukan ritmenya, dan memberikan jawaban di saat-saat krusial, bangkit untuk meraih kemenangan 6-7(6), 6-2, 7-5, 6-4 atas Cobolli, setelah sempat terjatuh saat mengejar bola.

“Yah, saya menyelesaikan pertandingan,” kata Djokovic, dikutip dari ATP, ketika ditanya bagaimana kondisinya setelah terjatuh sebelum akhirnya menyelesaikan pertandingan setelah tiga jam 11 menit.

“Itu memang terpeleset parah, tapi itulah yang terjadi saat bermain di lapangan rumput. Saya rasa saya belum pernah terjatuh tahun ini. Agak mengejutkan karena cara saya bergerak di lapangan rumput, banyak meluncur, gerakan agresif, Anda sudah menduga akan terjatuh dan mengalami situasi seperti ini.”

“Itu memang terjadi di saat yang kurang tepat, tetapi saya berhasil menemukan servis yang bagus dan menutupnya. Saya akan membahas masalah ini sekarang dengan fisioterapis saya,” ujar petenis berusia 38 tahun itu.

Baca juga: Sinner melenggang mulus ke semifinal Wimbledon

Dalam pertandingan yang sengit, Djokovic kesulitan menghadapi kekuatan pukulan Cobolli selama beberapa waktu di set pertama dan gagal saat melakukan servis untuk membuka skor pada kedudukan 5-3.

Namun, ia mengerahkan seluruh pengalamannya melawan petenis Italia itu — yang baru pertama kali berlaga di perempat final turnamen major dan di Centre Court — untuk meredam pukulan keras petenis berusia 23 tahun tersebut dan mengatasi performa Cobolli yang menurun.

“Selamat kepada Flavio atas turnamen yang luar biasa. Saya pernah melawannya sekali tahun lalu di lapangan keras dan kami cukup sering memukul bola bersama di berbagai permukaan, tetapi kami belum pernah bermain di lapangan rumput,” kata Djokovic.

“Saya pernah melihatnya bermain di sini dan tahu dia bermain bagus. Latihan selalu berbeda dengan bermain di pertandingan resmi. Dia bermain di level yang sangat tinggi. Saya rasa yang paling mengejutkan saya adalah servisnya.”

“Dia melakukan servis dengan kecepatan yang sangat kencang dan berusaha keras untuk memukul bola-bolanya. Dia adalah pemain yang sangat berbakat dan terampil, dan salah satu pemain yang akan kita lihat di masa depan,” ujar peraih 24 gelar major itu.

Baca juga: Swiatek melaju ke semifinal Wimbledon pertamanya

Dengan kemenangan ke-102 di Wimbledon, Djokovic meningkatkan catatannya menjadi 26-8 musim ini dan hanya terpaut dua kemenangan lagi dari gelar major ke-25 yang memecahkan rekor.

Jika Djokovic meraih gelar, ia akan menyamai rekor Roger Federer dengan delapan gelar di turnamen major lapangan rumput tersebut. Mantan petenis peringkat satu ATP itu kalah dalam dua final Wimbledon terakhir melawan Carlos Alcaraz.

Menunggu petenis Serbia tersebut di semifinal adalah Sinner, setelah petenis peringkat satu dunia itu mengakhiri laju Ben Shelton dengan kemenangan 7-6(2), 6-4, 6-4.

Sinner unggul atas Djokovic 5-4 dalam head to head mereka, setelah mengalahkan petenis Serbia itu di semifinal Roland Garros bulan lalu. Djokovic telah memenangi dua pertemuan mereka sebelumnya di Wimbledon pada 2022 dan 2023.

Baca juga: Sabalenka lolos dari ancaman Siegemund untuk capai semifinal Wimbledon

Baca juga: Alcaraz selangkah lebih dekat untuk hatrik gelar di Wimbledon

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.