Komunitas Betta Bekasi bagikan 500 ikan cupang cegah demam berdarah

Komunitas Betta Bekasi bagikan 500 ikan cupang cegah demam berdarah

  • Sabtu, 5 Juli 2025 22:20 WIB
  • waktu baca 3 menit
Komunitas Betta Bekasi bagikan 500 ikan cupang cegah demam berdarah
Komunitas Betta Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membagikan ikan cupang secara cuma-cuma kepada warga di area tunggu Puskesmas Sriamur, Sabtu. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.

Kabupaten Bekasi (ANTARA) – Sejumlah relawan dan peternak yang tergabung dalam Komunitas Betta Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membagikan 500 ekor ikan cupang secara cuma-cuma kepada warga sebagai upaya alternatif pencegahan penyakit demam berdarah dengue atau DBD.

“Ikan cupang dipercaya efektif mencegah timbulnya jentik nyamuk penyebab demam berdarah,” kata anggota Komunitas Betta Tambun Utara Abdillah Fadil di Kabupaten Bekasi, Sabtu.

Dia mengatakan gerakan ini merupakan inisiatif untuk mencegah penyebaran DBD yang semakin meningkat khususnya di wilayah Kecamatan Tambun Utara. Selain dibagikan ke rumah warga, ikan-ikan ini juga disalurkan kepada pengunjung Puskesmas Sriamur.

“Jenis ikan cupang yang dibagikan kepada warga bervariasi di antaranya Multi, Nemo, Colour, Blurim, Half Moon dan Cupang Fighter,” katanya.

Baca juga: Kadinkes sarankan warga DKI Jakarta pelihara ikan untuk antisipasi DBD

Baca juga: Warga Rawasari terima 1000 ikan cupang cegah DBD

Fadil yang berprofesi sebagai peternak ikan menjelaskan ikan cupang biasa ditempatkan di bak mandi atau tempat penyimpanan air. Ikan ini dikenal sebagai pemburu jentik nyamuk yang efektif serta tidak mengeluarkan bau amis.

“Kita nggak rugi membagikan ikan ini. Usaha ternak itu harus ada yang disumbangkan biar lancar. Ikan ini kita bagikan untuk penanggulangan DBD. Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga,” ucap dia.

Kepala Puskesmas Sriamur Wira Atmaja mengatakan setiap bulan ada sekitar 38 warga yang terkena DBD dan mendapat penanganan medis di puskesmas. Jumlah ini berdasarkan data kunjungan dan survei jemput bola oleh petugas kesehatan.

“DBD ini wabah yang dipicu faktor lingkungan. Kita harus menjaga lingkungan agar nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak. Salah satu cara penanggulangan adalah dengan ikan cupang sebagai predator jentik nyamuk,” katanya.

Upaya pembagian ikan cupang secara gratis ini, menurut Wira, merupakan bukti kesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD. Ia juga mengimbau warga tetap menjaga kebersihan lingkungan sebab lingkungan kotor dan genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

“Saya mengapresiasi kegiatan para relawan ini. Data kita di April-Mei 2025 ada peningkatan kasus DBD dari 12 ke 38 kasus. Tapi banyak warga yang tidak melapor jadi kemungkinan bisa lebih dari itu,” ucap dia.

Sementara itu, warga setempat, Diana (37) menyambut baik langkah pencegahan ini. Ia mengaku sangat bersyukur karena mendapat ikan cupang gratis yang harganya cukup mahal dan memberatkan bagi ibu rumah tangga.

“Saya kira bagus dibagikan ikan cupang. Di sini juga sudah ada lima orang yang kena DBD. Saya langsung taruh di bak mandi biar makan jentik nyamuk. Saya nggak mau anak-anak kena DBD,” kata Diana.*

Baca juga: Basmi jentik nyamuk DBD dengan ikan cupang

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Menhub: Pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya ditingkatkan total

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Menhub: Pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya ditingkatkan total Minggu, 6 Juli 2025 02:18 WIB waktu baca 3…

    UNS dorong alumnus vokasi jadi penghubung strategis kampus-industri

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi UNS dorong alumnus vokasi jadi penghubung strategis kampus-industri Minggu, 6 Juli 2025 01:57 WIB waktu baca 4 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *