
KKP-SEAFDEC kolaborasi kurangi pencemaran mikroplastik di laut
- Sabtu, 5 Juli 2025 23:10 WIB
- waktu baca 3 menit

Polusi mikroplastik merupakan tantangan lintas batas yang terus berkembang yang membutuhkan perhatian mendesak dan tindakan kolaboratif
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Southeast Asian Fisheries Development Center/Inland Fishery Resources Development and Management Department (SEAFDEC/IFRDMD) bekerja sama meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk meminimalisir polusi mikroplastik di laut.
“Polusi mikroplastik merupakan tantangan lintas batas yang terus berkembang yang membutuhkan perhatian mendesak dan tindakan kolaboratif,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu.
Sinergi tersebut terwujud dalam Workshop on Mitigation and Strategic Policy for Combating Microplastic Pollution for Marine and Freshwater Fisheries in Southeast Asia Region:” Advancing the Blue Economy through Strategies for Managing Plastic Pollution in Aquatic Systems” di Jakarta pada 2-3 Juli.
Baca juga: KKP perkuat peran penyuluh perikanan sukseskan program strategis
Kegiatan tersebut turut didukung oleh Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF), dengan dihadiri sekitar 40 peserta dari negara-negara Asia Tenggara dan Jepang.
Nyoman mengatakan dengan berfokus pada mitigasi polusi mikroplastik, pihaknya mengambil langkah penting untuk membangun ekosistem perairan yang lebih sehat sebagai landasan pembangunan berkelanjutan.
“Kekhawatiran global terhadap polusi plastik laut meningkat, urgensi yang sama harus diberikan kepada sistem air tawar-terutama yang mendukung perikanan darat dan masyarakat lokal,” ujarnya Nyoman.
Ia menuturkan KKP telah meluncurkan beberapa inisiatif sebagai bagian dari komitmen untuk mengatasi masalah tersebut antara lain Bulan Cinta Laut, sebuah kampanye nasional yang melibatkan nelayan dan masyarakat lokal dalam membersihkan sampah laut dan mempromosikan pengelolaan laut.
Selain itu penanganan Abandoned, Derelict, Lost, Fishing Gear (ADLFG), dan pengelolaan sampah di pelabuhan perikanan, serta memperkuat penegakan kebijakan dan memperluas kampanye pendidikan inklusif tentang konservasi laut dan air tawar.
Baca juga: KKP perkuat SDM tata kelola laut percepat wujudkan ekonomi biru
Nyoman melanjutkan, lokakarya itu menawarkan kesempatan untuk bertukar pengalaman, menghasilkan ide-ide inovatif, dan menyusun kebijakan berwawasan ke depan untuk meningkatkan kesehatan perikanan dan lingkungan perairan.
Menurutnya dengan bekerja sama lintas batas dan disiplin ilmu, pihaknya dapat mencapai solusi yang dapat ditindaklanjuti, terintegrasi, dan berdampak.
Sementara itu Deputy Secretary General of SEAFDEC Koichi Tahara berharap lokakarya itu akan mendorong kerja sama yang lebih erat, menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti.
“Dan membangun mekanisme bersama yang jelas untuk memantau dan mengurangi polusi plastik,” kata Koichi.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut mikroplastik merupakan masalah pencemaran laut serius karena dapat mengancam keberlanjutan populasi perikanan di dalamnya.
Baca juga: Kemhan dan KKP kolaborasi kembangkan Lanal Morotai dan Dermaga Wanam
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Doa Qunut saat shalat Subuh wajib atau sunnah?
- 16 Juli 2024
Cara daftar bansos PKH secara online jelang akhir tahun 2024
- 17 Desember 2024
Daftar harga iPhone terbaru per bulan April 2025
- 10 April 2025
Cara cek pajak kendaraan online di Jawa Timur
- 20 Agustus 2024
Lirik lagu nostalgia Koes Plus – “Kembali ke Jakarta”
- 16 Agustus 2024