
Universitas Brawijaya kirimkan dua dokter ke Gaza
- Jumat, 4 Juli 2025 20:24 WIB
- waktu baca 4 menit

…Kita mungkin tidak mampu menghentikan semua perang, tapi kita bisa mengirim harapan dan penyembuh, dan hari ini kita kirim cahaya orang-orang terbaik kita ke Gaza untuk kemanusiaan
Malang (ANTARA) – Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Rahmah World Wide mengirimkan dua orang dokter dari Fakultas Kedokteran (FK) sebagai relawan misi kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Dua dokter tersebut adalah Dr dr Ristiawan Muji Laksono dan Dr dr Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat. Mereka menjadi relawan selama dua minggu di Rumah Sakit An-Nasr dan Rumah Sakit Eropa di Gaza bersama dengan empat dokter relawan lain dari BSMI.
Rektor UB Prof Widodo di Malang, Jawa Timur (Jatim), Jumat, menjelaskan pengiriman tim dokter UB ke Gaza merupakan wujud nyata kampus bahwa ilmu harus berpihak kepada kemanusiaan dan keberanian sejati hadir di saat dunia paling membutuhkan.
“Pada dua saudaraku yang akan berangkat, berangkat lah dengan ikhlas, tegakkan kemanusiaan dengan ilmu, pulanglah dengan selamat membawa cahaya dan harapan bagi kita semua. Kita mungkin tidak mampu menghentikan semua perang, tapi kita bisa mengirim harapan dan penyembuh, dan hari ini kita kirim cahaya orang-orang terbaik kita ke Gaza untuk kemanusiaan,” katanya.
Sementara itu, salah satu dokter yang akan diberangkatkan, Ristiawan mengatakan mulanya tergabung dalam Tim UB Palestine Solidarity, kemudian bekerja sama dengan lembaga Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang berkoneksi dengan Rahma World Wide.
Baca juga: Menilik lagi fakta soal RS Indonesia di Gaza Utara
Lembaga tersebut memiliki kepedulian terhadap bantuan ke Palestina, termasuk tenaga kesehatan hingga relawan kesehatan.
“Saya merasa terpanggil, karena ini ada peluang bagi kemanusiaan. Kebetulan saya punya keahlian di bidang kesehatan sebagai dokter anestesi. Jadi, saya fikir kalau di area korban situasi konflik perang, pasti banyak tindakan di kamar operasi, baik UGD maupun ICU,” ujar Ristiawan.
Ketua Umum DPN BSMI Muhamad Djazuli Ambari mengatakan Universitas Brawijaya (UB) merupakan kampus pertama yang mengirimkan tim dokter di Gaza.
“Rombongan tim dokter kali ini merupakan yang ke-38 dan kami tidak akan berhenti untuk kirim tim kesehatan, dan kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Rahmah Foundation dan siap mendukung tim-tim medis,” katanya.
Sementara itu, tantangan yang akan dihadapi oleh relawan dokter adalah terkait dengan alat-alat bantuan dari Indonesia yang akan disortir oleh Israel Defense Forces (IDF), tentara Israel.
Baca juga: Wakil Ketua MPR kecam Israel bunuh Direktur RS Indonesia Gaza
Selain itu, relawan dokter yang akan diberangkatkan telah diberi briefing untuk menyiapkan mental dan fisik, termasuk kemungkinan kekurangan makan selama di sana.
Ketua UB Palestine Solidarity Prof Dr Loeki Enggar Fitri menyampaikan ini merupakan yang pertama kalinya UB mengirimkan relawan dokter ke Gaza.
Ia menyampaikan bahwa dokter relawan berangkat dengan dukungan penuh dari UB. Selain itu, akan diserahkan juga sumbangan peralatan yang dihasilkan dari pengumpulan donasi oleh sivitas akademika dan alumni.
Pengumpulan donasi uang hampir mencapai Rp1 miliar yang terdiri atas donasi melalui alumni FK sebesar Rp700 juta dan sivitas akademika UB sekitar Rp290 juta.
Dari hasil donasi tersebut ada yang dirupakan peralatan medis yang akan dibawa ke Gaza meliputi alat Ultrasonografi (USG), jarum anestesi, dan bone graft, sebagian didonasikan ke BSMI.
“Kami selalu berupaya untuk dapat berpartisipasi dalam misi kemanusiaan di Gaza, terutama karena kebutuhan tenaga Kesehatan dan akan diupayakan,” ujar Prof Loeki.
Baca juga: Bayi-bayi prematur berjuang bertahan hidup di tengah krisis di Gaza
Wakil Rektor II UB Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Prof Dr Muchamad Ali Safa'at menyampaikan harapan dengan adanya pengiriman dokter relawan ke Gaza.
Ia berharap kontribusi ini dapat meringankan penderitaan saudara-saudara di Gaza. “UB melalui pengabdian masyarakat berpihak kepada kemanusiaan. Keberpihakan itu lahir dari kesadaran intelektual. Kita tidak memandang itu berasal dari mana, ketika ada persoalan kemanusiaan, tentu kita harus berperan karena kita mampu melaksanakannya,“ ujar Prof Ali.
Pemberangkatan tim dokter FK ke Gaza Palestina sekitar pekan depan itu merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh UB Palestine Solidarity.
UB Palestine Solidarity merupakan sebuah program solidaritas yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan bantuan, baik dalam bentuk penggalangan dana, bantuan pendidikan, maupun aksi.
Baca juga: Bantu korban agresi Israel, MER-C kirim tim dokter bedah ke Jalur Gaza
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Relawan dokter di Gaza alami keadaan mengerikan saat pasien tiba
- 10 Desember 2024
Israel ancam RS Indonesia, Relawan MER-C terpaksa evakuasi
- 9 Oktober 2024
Rekomendasi lain
Cara pencairan DPLK BRI
- 4 Oktober 2024
Sudah mulai cair, ini cara cek penerima dana PIP Desember 2024
- 3 Desember 2024
Cara termudah download sound Mp3 di TikTok
- 4 Juli 2024
Cara bayar PBB online, simpel ternyata
- 3 Juli 2024
Menonton film porno dosa? Ini hukumnya dalam Islam
- 21 September 2024
Terbaru! Jadwal kapal Pelni Agustus 2024
- 13 Agustus 2024
Berapa biaya yang diperlukan untuk tinggal di Malaysia?
- 8 Oktober 2024