
LPS pastikan sistem IT BPR punya tingkat keamanan yang kuat
- Jumat, 4 Juli 2025 22:20 WIB
- waktu baca 4 menit

Kami tahu, yang kami akan kelola itu data-data nasabah. Itu operasionalnya suatu bank. Dan kami pasti menerapkan standar yang tinggi.
Jakarta (ANTARA) – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan bahwa sistem teknologi informasi (IT) untuk BPR/BPRS, yang dikembangkan dengan anggaran Rp160 miliar pada 2025, akan mengadopsi standar keamanan siber yang kuat dan setara dengan sistem milik LPS sendiri.
“Jadi, kenapa saya berani mengeluarkan ide untuk meluncurkan IT BPR, karena saya yakin cyber security LPS kuat sekali. Kalau tidak kuat, saya tidak berani,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dalam acara Temu Media, di Kantor LPS, Jakarta, Jumat.
Purbaya mengatakan, sistem IT untuk Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) akan dikelola sepenuhnya oleh LPS tanpa melibatkan pihak ketiga. Hal ini demi menjamin kendali dan integrasi penuh terhadap keamanan data. Selain itu, LPS juga tidak berencana untuk menambah anggaran untuk program tersebut pada tahun ini.
“Tidak berencana tambah anggaran (untuk memperkuat keamanan). Kita akan incorporate teknologi yang kita pakai sekarang ke teknologi yang akan dipakai BPR nanti. Jadi kalau kita meluncurkan program IT BPR nanti, harusnya sudah sama tingkat keamanannya dengan tingkat keamanan sistem IT LPS,” ujar Purbaya.
Ia menjelaskan, pengembangan IT BPR/BPRS akan dilakukan secara bertahap melalui skema pilot project yang dimulai dengan dua BPR terlebih dahulu, untuk menguji kelancaran sistem dan data.
Apabila berhasil, program akan diperluas menjadi 100 BPR pada pertengahan 2026 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Purbaya mengatakan, program ini diberikan secara gratis bagi BPR.
Direktur Group Sistem Informasi LPS Monang Siringoringo juga memastikan tingkat keamanan IT BPR/BPRS yang tengah dikembangkan. Apalagi, sistem IT ini berhubungan dengan data-data nasabah.
“Kami tahu, yang kami akan kelola itu data-data nasabah. Itu operasionalnya suatu bank. Dan kami pasti menerapkan standar yang tinggi,” kata Monang.
Ia mencontohkan bahwa LPS belum lama ini baru mengimplementasikan teknologi enkripsi tingkat tinggi yang disebut Quantum Leap Algorithm. Teknologi ini masih dalam tahap riset global dan diklaim lebih kuat menahan serangan dibandingkan enkripsi konvensional seperti RSA.
“Standar-standar seperti itulah yang akan kita terapkan untuk IT BPR. Jadi, kami sangat yakin, sistem IT BPR ini akan sangat teruji keamanannya,” kata Monang.
Dia juga menjelaskan bahwa pengembangan sistem dilakukan secara terstruktur dan melibatkan unit khusus untuk memastikan seluruh tahapan proyek berjalan sesuai standar, mulai dari perencanaan hingga pengujian fungsi dan keamanannya.
“Saat pengujian pasti kita akan melibatkan calon-calon BPR yang nanti jadi piloting untuk menguji apakah secara fungsi dan lain-lain sudah berjalan dengan baik. Dan kita juga pasti akan lakukan pengujian keamanan, itu sudah pasti,” kata Monang.
LPS mengungkapkan, pihaknya telah menghadapi berbagai macam serangan siber, termasuk dua serangan siber luar biasa. Meski demikian, seluruh serangan berhasil teratasi dan sistem terproteksi dengan baik hingga saat ini.
Dalam dua minggu terakhir atau sejak 17 Juni hingga 3 Juli 2025, LPS mengidentifikasi adanya serangan DDoS dengan intensitas luar biasa mencapai total 2,2 miliar serangan (hit). Puncaknya pada 25 Juni 2025, tercatat sebesar 34 juta serangan per detik dengan total traffic mencapai 960 gigabit per detik.
Monang menjelaskan, serangan tersebut berasal dari 44,6 juta IP address dari 40 negara, termasuk Indonesia, Vietnam, Jerman, Amerika Serikat, dan Belanda. Menurutnya, pola serangan yang terus berubah menunjukkan bahwa aksi ini telah dirancang dengan sistematis dan matang.
Sebelumnya, pada 2022, Monang mengungkapkan bahwa LPS juga sempat menjadi target ransomware, namun berhasil mendeteksi dan menggagalkan serangan tersebut. Bahkan, tim siber LPS berhasil melacak dan membobol cloud penyimpanan pelaku untuk menghapus data-data korban lain yang telah disimpan.
“LPS bisa diserang seperti ini, berarti tempat lain pun berpotensi bisa diserang dan kemudian operasionalnya bisa setop (ketika pertahanan siber ditembus oleh penyerang). Jadi, kita benar-benar perlu berkolaborasi untuk hal-hal seperti ini dan mesti serius,” kata Monang.
Baca juga: LPS ungkap 3 kunci ketahanan siber usai dua kali dapat serangan masif
Baca juga: Doddy Zulverdi membuat “LPS Super Apps” jika terpilih jadi Waka DK LPS
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Daftar pejabat Badan Gizi Nasional
- 21 November 2024
5 tas Louis Vuitton yang banyak dipakai di Indonesia
- 13 Oktober 2024
Profil Fly Jaya: Maskapai baru yang beroperasi di Indonesia 2025
- 22 Januari 2025
Hukum menikahi janda dalam Islam
- 14 September 2024
Tanda-tanda tsunami dan anjuran untuk keselamatan
- 11 Juli 2024
Cara mudah daftar jadi pangkalan resmi gas elpiji 3kg
- 3 Februari 2025