
KemenP2MI-Apjati bahas tata kelola penempatan pekerja migran Indonesia
- Kamis, 3 Juli 2025 00:00 WIB
- waktu baca 3 menit

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani bersama Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) membahas regulasi dan tata kelola penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan, demikian disampaikan siaran pers Kementerian P2MI di Jakarta, Rabu.
“Banyak yang disoroti, salah satunya tata kelola yang terkadang menyulitkan dan membuat masyarakat akhirnya berangkat secara unprosedural,” katanya usai diskusi bersama Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Apjati.
Christina mengatakan masukan dan tantangan terkait PMI harus segera teratasi agar proses penempatan pekerja migran bisa berjalan lebih baik dan semua PMI yang berangkat ke luar negeri terdata dan terlindungi di bawah Kemen-P2MI.
Selain tentang tata kelola, kata Wamen, pertemuan tersebut juga membahas potensi pasar-pasar penempatan baru dan penyelenggaraan pertemuan bisnis di sejumlah negara penempatan.
“Apalagi asosiasi yang merupakan gabungan beberapa perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) memahami permasalahan dan tantangan yang dihadapi di lapangan,” katanya.
Christina menjelaskan pihaknya telah mendengar dari Aspataki (Asosiasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) pada Selasa (1/7), soal praktik jual beli job order di Taiwan yang menurutnya perlu dicarikan solusi.
“Hari ini kami kembali mendapat masukan lain dari Apjati, terutama soal potensi pembukaan pasar-pasar (penempatan) baru, business meeting yang akan mereka adakan dan keinginan mereka menghadirkan kami (Kementerian P2MI),” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Apjati, Said Saleh Alwaini menginginkan adanya perbaikan tata kelola penempatan tenaga kerja di Taiwan yang lebih sehat, utamanya di sektor formal.
“Tadi kita membahas tentang regulasi prosedur penempatan yang harus dibedah ulang untuk kebaikan semua, bagaimana ini bisa sehat lagi. Intinya prosedur yang ada itu harus kita bikin relevan dengan kondisi hari ini,” katanya.
Adapun pembahasan lain, katanya, soal kolaborasi dan sinergi Apjati dan Kemen-P2MI untuk perluasan pasar penempatan PMI di tingkat global.
“Terutama soal transisi dari prioritas penempatan pekerja migran yang sebagian besar pekerja domestik ke pekerja migran skilled (memiliki kompetensi),” jelasnya.
Said mengatakan Apjati akan mendukung kolaborasi pertemuan bisnis yang terjadwal atau bussiness matching antara asosiasi, Kemen-P2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
“Kami juga akan melaporkan soal business meeting dengan Singapura, nanti pada 20-22 Juli 2025. Harapannya, business meeting ini bisa memperbaiki tata kelola penempatan Singapura yang sekarang amburadul. Kita ingin itu dirapikan,” katanya.
Baca juga: KP2MI-Aspataki bahas isu 'job order' peluang penempatan di Taiwan
Baca juga: Menteri P2MI tekankan perlunya kolaborasi lindungi pekerja migran
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Wamen Christina promosikan produk UMKM purna PMI
- 27 Maret 2025
Rekomendasi lain
Keutamaan puasa Rajab dan manfaatnya bagi umat Islam
- 31 Desember 2024
Mengenal pakaian adat Jawa Tengah dan filosofinya
- 27 Agustus 2024
Lirik lagu Juicy Luicy – “Lampu Kuning”
- 13 September 2024
4 cara cek nomor IMEI OPPO dan keasliannya
- 9 Agustus 2024
LRT Kelapa Gading: rute dan stasiun
- 4 Agustus 2024
Daftar lengkap juara Copa del Rey dari masa ke masa
- 12 Agustus 2024
Cara atasi kartu ATM BRI terblokir tanpa harus ke bank
- 1 Agustus 2024