Ilmuwan Australia temukan protein untuk lawan kanker-perlambat penuaan

Ilmuwan Australia temukan protein untuk lawan kanker-perlambat penuaan

  • Kamis, 3 Juli 2025 16:24 WIB
  • waktu baca 2 menit
Ilmuwan Australia temukan protein untuk lawan kanker-perlambat penuaan
Kantor Berita Xinhua (Xinhua)

Sydney (ANTARA) – Tim ilmuwan Australia berhasil mengidentifikasi sekelompok protein yang dapat mengubah pendekatan dalam pengobatan kanker dan penyakit terkait usia.

Tim peneliti di Institut Penelitian Medis Anak (Children's Medical Research Institute/CMRI) di Sydney menemukan bahwa protein-protein tersebut memainkan peran krusial dalam mengendalikan enzim yang bertanggung jawab melindungi DNA selama pembelahan sel atau telomerase, demikian pernyataan baru-baru ini oleh CMRI yang memimpin penelitian tersebut.

Terobosan ini mengklarifikasi cara telomerase mendukung penuaan yang sehat dan mendorong pertumbuhan sel kanker.

Temuan ini menyoroti kemungkinan baru untuk pengobatan yang memperlambat penuaan atau menghentikan kanker dengan menargetkan protein-protein yang baru teridentifikasi tersebut.

Telomerase membantu memelihara ujung kromosom, yang dikenal sebagai telomer, yang sangat penting untuk stabilitas genetik. Telomerase esensial untuk kesehatan sel punca dan sel kekebalan tertentu, sedangkan sel kanker kerap kali memanfaatkan telomerase untuk berkembang secara tidak terkendali, menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications itu.

Tim dalam penelitian ini menemukan bahwa tiga protein, yakni NONO, SFPQ, dan PSPC1, memandu telomerase ke ujung kromosom.

Mengganggu protein-protein tersebut di dalam sel kanker bisa mencegah pemeliharaan telomer, sehingga berpotensi menghentikan pertumbuhan sel kanker, menurut penelitian itu.

“Temuan kami menunjukkan bahwa protein-protein tersebut bertindak seperti pengendali lalu lintas molekuler, memastikan telomerase mencapai tujuan yang tepat di dalam sel,” ujar Peneliti utama dalam studi tersebut, Alexander Sobinoff.

Kepala Unit Regulasi Panjang Telomer di CMRI sekaligus peneliti senior dalam studi ini, Hilda Pickett, menyatakan bahwa mereka memahami cara telomerase dikendalikan agar bisa membuka berbagai peluang baru untuk mengembangkan pengobatan yang menargetkan kanker, penuaan, dan kelainan genetik yang berkaitan dengan disfungsi telomer.

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    KPK Serahkan Berkas Jawab Gugatan Praperadilan MAKI yang Minta Bobby Diperiksa

    Jakarta – Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mengajukan praperadilan yang salah satu gugatannya meminta hakim memerintahkan KPK memeriksa Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution. KPK telah menyerahkan jawaban tertulis terkait…

    Kapolda Metro Jaya Buka UKW 2025, Ingatkan Wartawan Tangkal Hoaks

    Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri membuka kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) 2025 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan dukungan Polda Metro Jaya. Kegiatan tersebut…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *