
Pemprov Bali ungkap rencana bangun PLTG di tiga lokasi
- Senin, 30 Juni 2025 19:25 WIB
- waktu baca 3 menit

tahun 2026 dibangun pembangkit listrik berbasis gas di Pesanggaran, 2027 dibangun pembangkit listrik berbahan gas 450 mw di Gianyar
Denpasar (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengungkapkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di tiga lokasi secara bertahap.
Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Senin, merespons masukan DPRD Bali terkait pembentukan BUMD yang menangani energi.
Adapun tiga lokasi tersebut adalah Pesanggaran Denpasar pada tahun 2026, selanjutnya pada tahun berikutnya di Kabupaten Gianyar, kemudian di Celukan Bawang Kabupaten Buleleng.
“Saya ingin melaporkan tahun 2026 akan dibangun pembangkit listrik berbasis bahan bakar gas di Pesanggaran, 2027 akan dibangun pembangkit listrik berbahan gas 450 mw di Gianyar berbatasan dengan Denpasar,” kata dia.
“Kemudian 2 kali 450 mw akan dibangun di Celukan Bawang, Buleleng, dengan bahan bakar gas, jadi akan ada tambahan 1.550 mw dan bahan bakarnya adalah gas, tidak boleh batu bara,” sambung Koster.
Ia menegaskan bahwa Pemprov Bali mendorong pembangunan pembangkit dengan gas alam untuk mewujudkan Bali mandiri energi dengan energi bersih.
Saat ini ia sudah merancang BUMD yang akan menangani energi, serta telah berkomunikasi dengan Direksi PLN dan SKK Migas hingga akhirnya disetujui dan pembangunan di tiga lokasi bisa dijalankan mulai 2026.
“Dirut PLN menyampaikan sudah dijalankan rencana umum ketenagalistrikan dan tempo hari saya berkoordinasi bahwa RUPTL sudah disetujui Bapak Menteri ESDM, sehingga Bali mandiri energi itu sudah tertuang dalam RUPTL PLN,” ujar Koster.
Gubernur Bali mengingatkan bahwa selama ini Bali mendapat penyaluran energi listrik dari Paiton sebesar 350 mw, namun jika terus menerus mengandalkan ini maka akan rawan bermasalah.
Belum lagi ada rencana menambah 500 mw lagi dari Paiton yang akan membuat Bali ketergantungan dengan energi listrik dari Pulau Jawa.
“Kabel bawah laut sangat rawan terhadap arus besar, juga rawan lalu lintas di laut di kapal, atau rawan masalah lain yang tidak perlu saya sebut, itu sebabnya saya bersikukuh upaya dari pihak pusat menambah lagi saya tidak setuju, itu ancaman ke depan buat Bali,” katanya.
Selain mengancam kemandirian Bali, terus menerus memanfaatkan energi dari Paiton juga tidak ramah terhadap lingkungan karena bahan bakarnya batu bara.
Oleh karena itu saat ini Pemprov Bali mendorong pengembangan PLTG dari 2026-2029, disertai skenario tambahan yaitu pemasangan PLTS atap sebesar 500 mw.
“Kantor pemerintah, hotel, restoran kemudian perumahan, perkantoran akan dibangun PLTS atap, kalau itu bisa, betul-betul mandiri karena sumbernya matahari, selain itu air maupun juga gelombang itu bagus lagi, Bali semakin kuat energinya,” ujar Koster.
Baca juga: Bali andalkan PLTS Atap antisipasi cadangan listrik kurang
Baca juga: PHRI dorong Bali mandiri energi buntut pemadaman listrik
Baca juga: PLN: Gangguan di PLTU Celukan Bawang penyebab listrik padam di Bali
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Ketentuan Jam operasional Puskesmas di setiap wilayah Indonesia
- 12 Oktober 2024
Mengenal amalan membaca Yasin Fadhilah
- 24 Juli 2024
Cara beli tiket Ragunan via online dengan aplikasi
- 29 Agustus 2024
Mengenal sejarah dan filosofi baju adat Betawi
- 28 Agustus 2024
Total jumlah formasi CPNS 2024 untuk pusat dan daerah
- 22 Agustus 2024
Cara mudah cek tiket kereta api secara online
- 25 Juli 2024