
Meta rekrut peneliti OpenAI untuk perkuat divisi kecerdasan buatan
- Jumat, 27 Juni 2025 21:24 WIB
- waktu baca 3 menit

Berau, Kalimantan Timur (ANTARA) – Meta memperkuat divisi kecerdasan buatan (AI) dengan merekrut salah satu peneliti terkemuka dari OpenAI yakni Trapit Bansal untuk mengembangkan model AI reasoning (penalaran) terbaru.
Informasi ini disampaikan oleh sumber internal kepada TechCrunch, dilansir di Jakarta pada Jumat dan dikonfirmasi oleh juru bicara OpenAI Kayla Wood bahwa Bansal resmi meninggalkan OpenAI pada Juni lalu.
Trapit, yang telah bekerja di OpenAI sejak 2022, berperan penting dalam pengembangan awal reinforcement learning di perusahaan tersebut bersama salah satu pendirinya, Ilya Sutskever.
Baca juga: Facebook akan ubah tampilan video jadi format Reels
Dia juga tercatat sebagai kontributor utama dalam pengembangan model penalaran AI pertama OpenAI, yakni model o1.
Trapit kini bergabung dengan unit AI supercerdas Meta yang berisi sejumlah tokoh ternama seperti mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan dikabarkan tengah berupaya merekrut nama-nama besar lainnya seperti mantan CEO GitHub, Nat Friedman, dan salah satu pendiri Safe Superintelligence, Daniel Gross.
Bansal diyakini akan berperan dalam pengembangan model penalaran AI tingkat lanjut yang dapat bersaing dengan teknologi terdepan di industri seperti o3 milik OpenAI atau R1 dari DeepSeek. Saat ini, Meta belum merilis model reasoning AI secara publik.
Dalam beberapa bulan terakhir, CEO Meta Mark Zuckerberg gencar merekrut talenta terbaik di bidang AI, bahkan disebut menawarkan paket kompensasi hingga 100 juta dolar AS untuk menarik peneliti-peneliti terbaik bergabung dengan perusahaannya.
Menurut laporan The Wall Street Journal, selain Bansal, tiga mantan peneliti OpenAI lainnya — Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai — juga telah bergabung ke tim super kecerdasan AI Meta dalam beberapa pekan terakhir. Mereka akan bekerja bersama nama-nama besar lainnya seperti Jack Rae, mantan peneliti Google DeepMind, dan Johan Schalkwyk, mantan pemimpin tim machine learning di startup Sesame.
CEO OpenAI Sam Altman sempat menyebut dalam sebuah siniar bahwa Meta memang berupaya “membajak” talenta-talenta terbaik dari OpenAI, namun menyatakan bahwa “tidak ada dari orang-orang terbaik kami yang menerima tawaran tersebut.” Meta menolak memberikan komentar terkait kabar ini.
Model reasoning AI kini menjadi fokus utama pengembangan AI super canggih, karena pendekatan ini memungkinkan AI memproses informasi lebih dalam sebelum memberikan jawaban, dengan memanfaatkan waktu dan sumber daya komputasi tambahan. Hasilnya, AI dapat tampil lebih baik dalam berbagai tolok ukur maupun tugas di dunia nyata.
Baca juga: Meta perkenalkan kacamata pintar baru yang dibuat bersama Oakley
Baca juga: OpenAI putus kerja sama dengan Scale AI usai terima investasi Meta
Baca juga: Facebook hadirkan fitur login dengan passkey di iOS dan Android
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Facebook akan ubah tampilan video jadi format Reels
- 18 Juni 2025
WhatsApp akan tampilkan iklan di Status
- 18 Juni 2025
Rekomendasi lain
Rekomendasi hp second harga Rp1 jutaan
- 8 Agustus 2024
Cara dan syarat daftar jadi pendamping lokal desa (PLD) Kemendes
- 10 Desember 2024
Jadwal pencairan dan cara cek NIK KTP penerima Bansos PKH 2025
- 15 Januari 2025
Peraturan jam kerja resmi menurut ketentuan Kemenaker
- 11 Oktober 2024
Lirik lagu Raffa Affar “Tiara”, mudah untuk karaoke
- 23 Juli 2024