Duka dari Gunung Rinjani

Artikel

Duka dari Gunung Rinjani

  • Oleh M. Riezko Bima Elko Prasetyo
  • Jumat, 27 Juni 2025 20:21 WIB
  • waktu baca 6 menit
Duka dari Gunung Rinjani
Tim SAR melakukan menuruni jurang dengan tali sembari membawa kantung jenazah untuk mengevakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tergelindir jatuh ke jurang hingga sedalam 600 meter di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/6/2025) (ANTARA/HO-Kantor SAR Mataram)

Jakarta (ANTARA) – Tidak ada alarm yang berbunyi sebagai tanda peringatan. Hanya jejak langkah terputus pada pagi yang dingin, ketika seorang perempuan muda asal Brasil tergelincir ke jurang terjal di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Nama pendaki Gunung Rinjani itu Juliana Marins. Usianya 26 tahun. Ia datang dengan semangat menjelajah, menembus lintasan savana, menantang lereng berbatu, berharap tiba di salah satu puncak tertinggi di Pulau Lombok itu.

Hanya saja, langkahnya terhenti di Cemara Nunggal, salah satu titik paling terjal di Rinajni dari jalur pendakian Sembalun.

Jalur Sembalun merupakan salah satu rute utama menuju puncak Rinjani, selain jalur Senaru di utara, Timbanuh di selatan, dan Aik Berik di sisi barat.

Sembalun dikenal sebagai lintasan terpanjang di Rinjani, namun paling bersahabat dalam hal elevasi. Pendakian biasanya berlangsung selama dua, hingga empat hari, melewati jalur tanah pasir berdebu, dan tanjakan terjal.

Peristiwa jatuhnya Juliana di Rinjani bukan sekadar kecelakaan, melainkan awal dari sebuah operasi penyelamatan yang menggemparkan.

Kabar itu menyebar dengan cepat, menembus kabut dan terjalnya medan pergunungan di Rinjani, hingga menjangkau ke “Negeri Samba” yang jauh di seberang benua.

Juliana, awalnya dikabarkan hilang di Rinjani oleh pendampingnya pada Sabtu (21/6) pagi. Perempuan malang itu baru ditemukan 600 meter di bawah jalur pendakian, dengan posisi tertelungkup di dasar jurang berbatu, lima hari kemudian.

Alumni jurusan periklanan dari Universitas Federal Rio de Jeneiro itu hanya bisa berdiam menunggu untuk diselamatkan dari kedalaman jurang kawasan Cemara Nunggal Rinjani yang tidak mudah itu.

Gunung Rinjani memang menawarkan keindahan alam luar biasa, namun juga menyimpan risiko yang besar. Setiap musim pendakian, gunung setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut ini menyambut ribuan pendaki dari seluruh dunia. Jalurnya panjang, cuacanya tidak menentu, dan medannya menyimpan kejutan.

Cemara Nunggal dikenal sebagai salah satu titik paling rawan yang mengarah ke Danau Segara Anak. Jalur sempit di ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini hampir selalu diselimuti kabut tebal, dengan kontur terjal yang menuntut konsentrasi penuh dari para pendaki.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Dishub Medan tutup sejumlah ruas jalan saat Car Free Night

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Dishub Medan tutup sejumlah ruas jalan saat Car Free Night Jumat, 27 Juni 2025 23:26 WIB waktu baca…

    TNI bersama masyarakat bersihkan eceng gondok di Danau Tondano

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi TNI bersama masyarakat bersihkan eceng gondok di Danau Tondano Jumat, 27 Juni 2025 23:18 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *