
Kemensos teguhkan hati wali dan calon siswa Sekolah Rakyat di Jakarta
- Rabu, 25 Juni 2025 11:22 WIB
- waktu baca 4 menit

Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu ini harus punya kesempatan yang sama untuk menjadi manusia hebat 20 tahun ke depan
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Sosial (Kemensos) meneguhkan hati para orang tua dan calon siswa Sekolah Rakyat Berasrama di Jakarta agar percaya program ini sebagai bagian untuk menghadirkan pendidikan bermartabat bagi keluarga prasejahtera menuju Indonesia Emas 2045.
“Arahan yang kami terima intinya adalah memuliakan keluarga yang belum beruntung. Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu ini harus punya kesempatan yang sama untuk menjadi manusia hebat 20 tahun ke depan,” kata Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dalam agenda bertajuk “Sosialisasi dan Dialog Sekolah Rakyat Berasrama” bersama ratusan wali murid di Pusdiklat Kesos Kemensos, Jakarta, Rabu.
Mensos menjelaskan proses seleksi tidak melibatkan tes akademik, melainkan melalui verifikasi administratif dan pemeriksaan kesehatan. Meski tidak ada tes administrasi tapi dalam proses pembelajaran Sekolah Rakyat akan ada pencarian bakat siswa.
“Pemerintah hadir bukan hanya membuka sekolah, tapi juga menyembuhkan harapan,” kata Mensos.
Menurutnya, calon siswa tidak dipilih oleh menteri, gubernur, atau wali kota, melainkan berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Penjaringan dilakukan oleh para pendamping keluarga dari Kemensos bersama Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan Badan Pusat Statistik (BPS) di daerah.
Baca juga: Sekolah Rakyat Berasrama tahap dua ditargetkan tampung 10.600 siswa
Sekolah Rakyat Berasrama dirancang sebagai lingkungan pendidikan yang tetap mengedepankan ikatan keluarga. Orang tua diperbolehkan menjenguk anak mereka kapan saja, asalkan tidak mengganggu proses belajar.
Kemensos juga tengah menyiapkan renovasi Pusdiklat Kesos yang berlokasi di wilayah Margaguna, Jakarta Selatan, itu untuk menampung 1.000 siswa dari tingkat SMA, dengan fasilitas yang setara dengan sekolah-sekolah unggulan.
Dalam kegiatan tersebut, Mensos menayangkan video kisah dua remaja bernama Ade dan Randi (16), warga Radio Dalam, Gandaria, Jakarta Selatan. Keduanya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA karena keterbatasan ekonomi mengingat ayah mereka hanya kuli bangunan.
“Kisah ini mewakili banyak anak yang punya potensi, tapi terhenti di tengah jalan. Sekolah Rakyat adalah jalan untuk melanjutkan mimpi mereka,” katanya.
Mensos a juga memperlihatkan cuplikan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam acara halalbihalal bersama purnawirawan TNI dan keluarga besar Polri pada Mei lalu, dimana Presiden menyatakan komitmen membangun 100 Sekolah Rakyat Berasrama setiap tahun untuk keluarga yang paling tidak mampu.
“Kalau ayahnya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung. Kalau ayahnya tukang becak, anaknya tidak harus ikut menarik becak. Kita harus berani dan berhasil mengubah nasib,” tutur Mensos Saifullah mengutip pesan Presiden.
Baca juga: Prabowo putus rantai kemiskinan lewat sekolah berasrama 2025

Salah satu orang wali siswa yang hadir, Ikin (63), warga Kramat Pela, Kebayoran Baru, menyampaikan rasa haru atas kesempatan yang kini terbuka untuk pendidikan anaknya, Tika Pertiwi.
Dia berharap Sekolah Rakyat bisa memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar bagi anaknya yang sempat terhenti karena keterbatasan ekonomi.
“Saya kerja kuli bangunan serabutan. Penghasilan kadang ada, kadang tidak. Anak saya tiga, yang bungsu putus sekolah setelah lulus SMP. Program ini mulia sekali, seperti menjawab doa saya,” ujarnya.
Tika, yang duduk di samping ayahnya, tersenyum ketika menyebut cita-citanya. “Saya ingin jadi pemain sepak bola. Saya bangga pada orang tua saya, walaupun mereka serba kekurangan, mereka tetap mendukung saya sekolah,” katanya.
Sekolah Rakyat bagi Tika dan ratusan anak lain, bukan sekadar tempat belajar, melainkan titik balik dari hidup yang sempat terhenti karena kemiskinan. Kini langkah baru itu dimulai bersama harapan yang dipulihkan.
Adapun Sekolah Rakyat Berasrama tahap pertama yang tersebar di 100 lokasi se-Indonesia telah mencapai tahap akhir, termasuk di Provinsi Jakarta. Pada tahap ini, program cepat pemerintah itu akan menampung 9.755 siswa, dibantu 1.554 guru dan 3.990 tenaga pendidikan.
Dalam perencanaan seluruh siswa tahap pertama memulai masa orientasi pada 14 Juli 2025 dan langsung tinggal di asrama yang sudah dilengkapi fasilitas mumpuni.
Baca juga: Prabowo umumkan pembangunan 200 sekolah rakyat berasrama tahun 2025
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Apa itu CroxyProxy? Berikut pengertian dan manfaatnya
- 15 Agustus 2024
Niat puasa qadha Ramadhan beserta latin dan artinya
- 7 Januari 2025
Kenapa makan daging babi haram dalam Islam?
- 17 September 2024
Jadwal KRL Commuter Line dari Tanah Abang ke Rangkasbitung
- 2 Agustus 2024
Tata cara sholat 5 waktu dan jumlah rakaatnya lengkap
- 26 Agustus 2024
Gelisah, cemas? Baca surat di Al-Quran ini untuk tenangkan hati
- 21 November 2024
Lirik lagu “Terbang Bersamaku” oleh Kangen Band dan penjelasannya
- 5 September 2024