Kerja sama RI-Rusia makin erat, Indonesia tetap bebas aktif

Kerja sama RI-Rusia makin erat, Indonesia tetap bebas aktif

  • Selasa, 24 Juni 2025 16:22 WIB
  • waktu baca 2 menit
Kerja sama RI-Rusia makin erat, Indonesia tetap bebas aktif
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI di Jakarta, Selasa (24/6/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia tetap menganut asas politik bebas aktif, walaupun kerja sama dengan Rusia semakin erat, tidak mencerminkan keberpihakan Indonesia pada negara mana pun.

“Sekali lagi, Indonesia menganut asas politik bebas aktif, tetapi juga dalam konteks ekonomi menganut asas ekonomi bebas aktif,” kata Bahlil setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian, Indonesia tidak terikat oleh negara mana pun dalam melakukan kerja sama.

Pernyataan itu terkait dengan kerja sama Indonesia dengan Rusia yang makin erat di sektor energi, terlebih setelah pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Setelah pertemuan tersebut, Indonesia membuka peluang mengimpor minyak dan gas bumi (migas) dari Rusia, serta kerja sama teknologi dengan Rusia untuk menggarap sumur-sumur tua dalam rangka mendongkrak lifting migas Indonesia.

Baca juga: Menteri Bahlil jajaki Rusia untuk garap proyek migas RI

“Selama kerja sama itu menguntungkan dan sama-sama menguntungkan, oke. Termasuk di sektor gas,” kata Bahlil.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menyoroti dinamika geopolitik yang memengaruhi perekonomian dunia, tak ada satu orang pun, yang bisa memprediksi pergerakan masing-masing negara, utamanya yang terkait dengan situasi di Timur Tengah.

Dinamika kawasan tersebut bisa berubah dalam hitungan jam, sehingga terjadi gejolak perekonomian dunia yang ekstrem. Misalkan, harga minyak dunia yang dapat melonjak hingga nyaris menyentuh 80 dolar AS per barel, lalu merosot ke angka 67 dolar AS per barel dalam sepekan.

“Ini terjadi gejolak yang sangat luar biasa sekali,” kata dia.

Di platform X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata antara Iran dengan Israel.

Baca juga: RI-Singapura sepakati ekspor energi bersih dan bangun kawasan industri

Jika rezim Israel menghentikan agresi ilegal terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Tehran, kata Araghchi, pihaknya tak berniat melanjutkan tanggapan.

Baru-baru ini, Iran juga meluncurkan serangkaian rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid di Qatar. Jumlah rudal yang ditembakkan dalam serangan adalah sama dengan jumlah yang digunakan AS.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IGRC), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menyebutnya sebagai pesan langsung kepada Washington dan sekutunya.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Trenggalek perluas kawasan konservasi laut untuk destinasi selam

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Trenggalek perluas kawasan konservasi laut untuk destinasi selam Selasa, 24 Juni 2025 21:23 WIB waktu baca 3 menit…

    Kemenko PMK pastikan NTB siap jadi tuan rumah Fornas VIII 2025 – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Serah terima Bendera Pataka tuan rumah tutup…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *