Denyut biomassa yang memberdayakan warga

Artikel

Denyut biomassa yang memberdayakan warga

  • Oleh Sugiharto Purnama
  • Jumat, 20 Juni 2025 11:20 WIB
  • waktu baca 8 menit
Denyut biomassa yang memberdayakan warga
Pekerja mendorong sampah taman ke mesin pencacah agar menghasilkan bahan bakar jumputan padat pada fasilitas TPST RDF & SRF Kebon Kongok di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (15/5/2025). ANTARA/Sugiharto Purnama

co-firing biomassa tidak hanya memberikan kesempatan bagi pekerja migran asal Lombok untuk pulang ke kampung halaman mereka, tetapi juga memberdayakan warga sekitar yang umumnya hanya berprofesi sebagai buruh tani dan peternak

Mataram (ANTARA) – Syamsul Hadi (33) berjalan perlahan menuruni jalan yang licin seusai diguyur hujan, menghampiri gudang terbuka tempat penyimpanan serbuk gergaji atau sawdust di Desa Beber, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Dua tumpukan serbuk gergaji setinggi sekitar 2 meter dan 2,5 meter tampak begitu kontras dengan pemandangan lahan persawahan awal musim tanam yang berada tepat di samping gudang.

“Dulu kami sering mendapatkan keluhan dari masyarakat gara-gara buang limbah kayu. Kini program co-firing biomassa membuat tidak ada lagi limbah kayu yang terbuang,” kata pria berkulit sawo matang itu sembari membetulkan kopiah hitam yang menutupi rambutnya, pada pertengahan Mei 2025.

Syamsul merupakan pendiri PT Syahroni Rizki Mandiri, perusahaan pengepul yang mengumpulkan serbuk gergaji dan serpihan kayu dari pabrik-pabrik penggergajian kayu gelondongan atau sawmill di seluruh Nusa Tenggara Barat.

Produk biomassa yang dikumpulkan Syamsul dari berbagai pabrik penggergajian kayu merupakan bahan bakar alternatif program co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang dan PLTU Sumbawa Barat untuk menekan konsumsi batu bara dan menurunkan emisi karbon.

Syamsul memasok biomassa ke pembangkit listrik sejak Februari 2023. Kala itu jumlah biomassa yang disuplai masih terbilang sedikit hanya 100 ton sebulan, hingga akhirnya Juni 2023, Syamsul melalui perusahaan agregrasi miliknya itu berhasil masuk dalam kontrak kerja PLN Energi Primer Indonesia (EPI) untuk memasok sebanyak 4.000 sampai 5.000 ton biomassa setiap bulan ke PLTU Jeranjang dan PLTU Sumbawa Barat.

Baca juga: Efek ganda cofiring biomassa

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    KPK panggil 22 saksi kasus DJKA Kemenhub selama 16-19 Juni 2025

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi KPK panggil 22 saksi kasus DJKA Kemenhub selama 16-19 Juni 2025 Jumat, 20 Juni 2025 15:23 WIB waktu…

    Terjadi kasus mesum di Taman Langsat, begini tanggapan Pramono

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Terjadi kasus mesum di Taman Langsat, begini tanggapan Pramono Jumat, 20 Juni 2025 15:20 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *