Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana radioaktif, kata IAEA

Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana radioaktif, kata IAEA

  • Kamis, 19 Juni 2025 11:25 WIB
  • waktu baca 2 menit
Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana radioaktif, kata IAEA
Arsip – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran. (Wikimedia Commons/Hossein Heidarpour)

St. Petersburg, Rusia (ANTARA) – Serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran bisa menyebabkan pencemaran radioaktif yang jauh lebih banyak daripada ledakan nuklir, meski reaktor di dalamnya tidak bisa meledak.

Hal itu diungkapkan kata Wakil Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mikhail Chudakov kepada RIA Novosti pada Rabu (18/6) di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) di Rusia.

“Berdasarkan pengalaman dan akal sehat saya, tidak ada satu pun pembangkit listrik di dunia yang terlindungi dari perang… Jika Anda menembakkan rudal ke reaktor, Anda akan melihat pencemaran di wilayah itu. Anda tidak akan melihat ledakan nuklir,” kata Chudakov.

Dia menegaskan bahwa insiden terkait reaktivitas nuklir telah diantisipasi oleh teknologi reaktor modern. Insiden semacam itu terakhir kali terjadi di PLTN Chernobyl pada 1986.

Menurut Chudakov, PLTN tidak bisa meledak seperti bom nuklir, tetapi bisa rusak dan menyebarkan radiasi ke wilayah sekitarnya.

Baca juga: Dirjen IAEA: Fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan rusak parah

“Sayangnya, akan ada lebih banyak pencemaran (radioaktif) dalam peristiwa seperti itu daripada dari ledakan nuklir,” katanya, menambahkan.

Data IAEA menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki sebuah reaktor tenaga nuklir di PLTN Bushehr (BNPP)-Unit 1, yang mulai beroperasi secara komersial pada 2013 dan menyumbang hampir 1,7 persen dari total produksi listrik nasional pada 2023.

PLTN Bushehr berada sekitar 1.200 kilometer di sebelah selatan ibu kota Iran, Teheran. Pembangunannya dimulai pada 1975 oleh perusahaan-perusahaan Jerman, tetapi proyek itu dihentikan setelah Revolusi Iran meletus pada 1979. PLTN itu juga beberapa kali dihantam bom selama Perang Iran-Irak (1980-1988).

Pada 1995, kontrak untuk menyelesaikan PLTN tersebut ditandatangani oleh Iran dan Kementerian Energi Atom Rusia. PLTN itu mulai memproduksi listrik pada September 2011. Acara pembukaannya dihadiri sejumlah pejabat Rusia.

Sumber: Sputnik-OANA/beragam sumber

Baca juga: Pakar nilai pernyataan G7 soal nuklir Iran sebagai sikap arogansi
Baca juga: RI: Instalasi nuklir Iran tidak dapat diserang dalam keadaan apa pun

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Bluebird bagikan dividen tunai Rp120 per saham dari laba 2024

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Bluebird bagikan dividen tunai Rp120 per saham dari laba 2024 Kamis, 19 Juni 2025 17:24 WIB waktu baca…

    Bank DBS Indonesia catat pertumbuhan dana kelolaan hingga 18 persen

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Bank DBS Indonesia catat pertumbuhan dana kelolaan hingga 18 persen Kamis, 19 Juni 2025 17:22 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *