Perbedaan bakmi dan mie ayam: Asal-usul, bahan, dan penyajiannya

Perbedaan bakmi dan mie ayam: Asal-usul, bahan, dan penyajiannya

  • Kamis, 19 Juni 2025 21:24 WIB
  • waktu baca 3 menit
Perbedaan bakmi dan mie ayam: Asal-usul, bahan, dan penyajiannya
Ilustrasi – mie ayam (ANTARA/Pexels)

Jakarta (ANTARA) – Mie menjadi salah satu kuliner paling digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Dua jenis olahan mie yang kerap ditemui di berbagai tempat makan adalah bakmi dan mie ayam. Meski tampak serupa, keduanya memiliki sejumlah perbedaan mendasar yang patut diketahui oleh para penggemar mie.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai perbedaan bakmi dan mie ayam, mulai dari sejarah hingga cara penyajian, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

Asal usul dan latar budaya​​​​

Bakmi merupakan kuliner yang berasal dari tradisi Tionghoa yang telah masuk ke wilayah Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Nama “bakmi” sendiri berasal dari bahasa Hokkian, yakni “bak” yang berarti daging dan “mi” yang berarti mie. Pada awalnya, bakmi disajikan dengan daging babi sebagai topping utamanya. Namun, seiring dengan proses akulturasi dan penyesuaian terhadap selera serta kepercayaan masyarakat Indonesia, bakmi kemudian berkembang menggunakan topping ayam, sapi, atau bahan lain yang lebih umum diterima.

Sementara itu, mie ayam dianggap sebagai bentuk adaptasi lokal dari bakmi. Hidangan ini berkembang di tengah masyarakat Indonesia dengan sentuhan bumbu khas Nusantara, seperti kecap manis dan rempah-rempah. Kuah kaldu ayam dan topping ayam kecap menjadi ciri khas utama mie ayam yang sangat dikenal luas oleh masyarakat.

Baca juga: Viral di TikTok, ini 5 keunggulan Mie Cap Ayam Kungfu yang harus kamu tahu!

Perbedaan antara bakmi dan mie ayam

1. Bahan dasar mie

Bakmi biasanya dibuat dari campuran tepung terigu dan telur, dengan tambahan soda kue untuk menciptakan tekstur kenyal serta rasa yang gurih. Warna mie cenderung kuning karena penggunaan telur.

Sedangkan mie ayam umumnya menggunakan bahan yang lebih sederhana, yaitu tepung terigu dan air. Adakalanya tanpa menggunakan telur, sehingga menghasilkan mie berwarna lebih pucat dan tekstur yang lebih lembut.

2. Ukuran mie

Mie pada bakmi biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan halus, sedangkan mie ayam umumnya lebih tebal dan sedikit besar.

3. Proses pembuatan

Bakmi direbus terlebih dahulu, kemudian dibilas dengan air dingin untuk menghentikan proses memasak dan menjaga kekenyalannya. Setelah itu, mie diaduk dengan minyak seperti minyak ayam atau minyak wijen agar tidak lengket dan memberikan aroma yang khas.

Sebaliknya, mie ayam langsung direbus dan dicampur dengan minyak serta bumbu dasar sebelum disajikan bersama topping ayam dan kuah.

4. Penyajian kuah​​​​​​

Pada bakmi, kuah kaldu biasanya disajikan secara terpisah dalam mangkuk berbeda. Hal ini memungkinkan konsumen untuk menyesuaikan jumlah kuah sesuai selera. Sedangkan pada mie ayam, kuah disajikan bersamaan dalam satu mangkuk dengan mie dan topping-nya.

Baca juga: Tempat makan enak dengan harga terjangkau di Jakarta

5. Warna dan rasa topping ayam

Ayam pada bakmi cenderung berwarna pucat karena penggunaan bumbu yang lebih sederhana. Sementara ayam pada mie ayam dimasak dengan bumbu kecap yang kaya rempah sehingga tampilannya lebih cokelat dan rasanya lebih manis-gurih.

6. Topping dan pelengkap

Bakmi memiliki variasi topping yang beragam, mulai dari ayam cincang, jamur, daging sapi, hingga seafood. Sausnya juga bervariasi, dari yang gurih hingga sedikit manis. Mie ayam umumnya disajikan dengan ayam kecap, sawi rebus, sambal, dan bawang goreng. Perpaduan rasa manis dan gurih menjadi keunggulan yang membuat mie ayam digemari berbagai kalangan.

Baik bakmi maupun mie ayam merupakan hidangan yang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Keduanya menawarkan rasa dan karakteristik yang unik. Bagi penikmat cita rasa manis dan kuah kaldu menyatu, mie ayam bisa menjadi pilihan utama. Sementara bagi yang menyukai keleluasaan dalam menyajikan kuah atau tekstur mie yang kenyal, bakmi bisa menjadi alternatif yang tepat.

Pilihan kembali kepada selera masing-masing. Namun memahami perbedaan antara keduanya dapat menambah wawasan kuliner sekaligus memperkaya pengalaman menikmati olahan mie khas Nusantara.

Baca juga: Baru gajian? Saatnya eksplor “street food” di Jakarta

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Daftar tunggu haji di Kabupaten Maros capai 39 tahun – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait 1.261 jamaah haji Dembarkasi Banjarmasin tiba di…

    Putin sebut nilai dagang RI–Rusia tumbuh pesat sejak awal 2025

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Putin sebut nilai dagang RI–Rusia tumbuh pesat sejak awal 2025 Jumat, 20 Juni 2025 02:14 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *