Kemenkeu: Kinerja obligasi RI tetap solid di tengah volatilitas global

Kemenkeu: Kinerja obligasi RI tetap solid di tengah volatilitas global

  • Selasa, 17 Juni 2025 21:24 WIB
  • waktu baca 2 menit
Kemenkeu: Kinerja obligasi RI tetap solid di tengah volatilitas global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri), Suahasil Nazara (kedua kanan), dan Anggito Abimanyu (kanan) menyampaikan konferensi pers APBN KiTa, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar

Meski volatilitas pasar itu sangat besar dan keadaan global tidak baik, performa dari obligasi Pemerintah Indonesia tetap baik, dan ini menunjukkan kepercayaan terhadap bisnis kita.

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menyatakan kinerja obligasi Pemerintah Indonesia atau Surat Berharga Negara (SBN) tetap solid di tengah volatilitas pasar global.

“Meski volatilitas pasar itu sangat besar dan keadaan global tidak baik, performa dari obligasi Pemerintah Indonesia tetap baik, dan ini menunjukkan kepercayaan terhadap bisnis kita,” kata Thomas dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, di Jakarta, Selasa.

Thomas menyebut performa lelang SBN di pasar perdana tetap terjaga dengan baik.

Sebagai contoh, pada lelang Surat Utang Negara (SUN) 3 Juni 2023, rasio bid to cover mencapai 2,76. Sementara untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), rasio bid to cover tercatat lebih tinggi 3,69 pada lelang 10 Juni 2025.

“Bahkan pada lelang terbaru, total penawaran masuk mencapai Rp81,03 triliun dengan nilai dimenangkan Rp30 triliun, menghasilkan rasio bid to cover sekitar 2,7. Rata-rata bid to cover sepanjang tahun ini pun terjaga di level sehat, yakni 2,57 untuk SUN dan 2,52 untuk SBSN,” ujar Thomas pula.

Dukungan dari investor asing juga tetap positif, kata Thomas, mengindikasikan bahwa kepercayaan pasar terhadap stabilitas dan kredibilitas fiskal Indonesia terus terjaga.

Dari sisi imbal hasil (yield), imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat sebesar 6,72 persen pada 13 Juni 2025, turun 25 basis poin (bps) secara tahun berjalan (year-to-date/ytd).

Spread yield terhadap obligasi Pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) juga kompetitif, yakni berada pada level 231 bps, lebih rendah dibandingkan negara-negara sejawat dengan peringkat kredit serupa.

Kepercayaan investor asing juga tercermin pada aliran dana masuk yang solid, dengan net buy non-resident tercatat mencapai Rp53,91 triliun hingga pertengahan Juni.

“Ini menjadi sinyal positif bahwa instrumen SBN kita masih menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian global,” kata Thomas pula.

Baca juga: Sri Mulyani: Pelemahan rupiah tak cerminkan fundamental ekonomi RI

Baca juga: APBN defisit Rp21 triliun pada Mei 2025

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Mantan Kadisbud Jakarta didakwa rugikan negara Rp36,3 miliar

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Mantan Kadisbud Jakarta didakwa rugikan negara Rp36,3 miliar Rabu, 18 Juni 2025 01:49 WIB waktu baca 5 menit…

    BMKG prediksi  sebagian Jakarta diselimuti awan tebal pada Rabu pagi

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi BMKG prediksi  sebagian Jakarta diselimuti awan tebal pada Rabu pagi Rabu, 18 Juni 2025 01:41 WIB waktu baca 1…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *