
Menkes: 8,2 juta orang sudah manfaatkan CKG
- Kamis, 12 Juni 2025 15:22 WIB
- waktu baca 3 menit

Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata wanita itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebabnya salah satu. Karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan, yang melakukan Cek Kesehatan Gratis
Jakarta (ANTARA) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah ada sebanyak 8,2 juta orang yang memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan sebanyak 8,7 juta orang mendaftarkan diri untuk fasilitas itu sejak diluncurkannya pada 10 Februari 2025.
Dalam temu media daring di Jakarta, Kamis, Budi menjelaskan bahwa terdapat tiga provinsi yang mencatatkan cakupan CKG terbanyak, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Data menarik yang ditemukan dalam CKG, katanya, yakni lebih banyak perempuan yang ikut dibandingkan laki-laki.
“Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga harus mau hidup lebih sehat. Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata wanita itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebabnya salah satu. Karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan, yang melakukan Cek Kesehatan Gratis,” kata Budi.
Dia menjelaskan bahwa sejumlah penyakit yang banyak ditemukan, yang pertama yakni masalah gigi.
Budi mengakui bahwa terkadang, orang kurang memperhatikan kesehatan giginya, padahal organ itu penting untuk menjaga asupan gizi pada anak-anak, dan gigi yang sehat juga dapat memastikan hidup yang lebih nyaman bagi lansia.
Baca juga: Dirjen Kemenkes instruksikan kepala daerah di NTT percepat program CKG
“Yang kedua juga yang tinggi adalah hipertensi. Yang ketiga diabetes, dan yang keempat adalah obesitas. Ketiga masalah kesehatan ini, hipertensi, diabetes, dan obesitas, merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab kematian nomor satu dan nomor dua bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh warga Indonesia, mulai dari anak kecil hingga lansia, untuk ke puskesmas dan memeriksakan diri, agar dapat mengidentifikasi masalah kesehatan sejak dini agar dapat segera diperbaiki.
Dia menambahkan, publik tidak perlu khawatir apabila menemukan risiko penyakit stroke, jantung, atau ginjal, karena publik bisa mengakses pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya, selama kepesertaan BPJS Kesehatannya aktif.
“Jauh lebih menyenangkan untuk kita hidup sehat daripada mengobati pada saat kita sakit. Kita harus menjaga diri kita agar selalu sehat. Jangan menunggu sampai sakit, kemudian baru kita sehatkan kembali atau sembuhkan diri kita,” kata Budi.
Baca juga: Masyarakat Samarinda diminta manfaatkan CKG tanpa menunggu sakit
Dalam kesempatan yang sama, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan, terdapat 9.552 puskesmas atau 93 persen yang terlibat dalam program ini.
Kemudian, kata Iwan, sebanyak 2 dari 3 yang dilayani dalam program ini adalah perempuan. Terdapat 5,36 juta perempuan yang dilayani, sementara 3,26 juta peserta CKG adalah laki-laki.
Dia melanjutkan, sebanyak 1 dari 2 orang peserta CKG memiliki masalah gigi, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang, gigi goyang, hingga gusi melorot. Proporsi masalah ini meningkat seiring usia bertambah.
Baca juga: Dinkes Batam imbau warga manfaatkan CKG sesuai kebutuhan usia
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Jadwal commuter line Surabaya dan sekitarnya
- 30 September 2024
Urutan dzikir dan doa setelah shalat witir
- 23 Juli 2024
Benarkah Meta AI di WhatsApp bisa menghasilkan uang?
- 27 Desember 2024
Syarat dokumen untuk membuat paspor baru
- 10 Juli 2024
Syair lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
- 31 Juli 2024