Kampanye Jaga Bumi berhasil daur ulang lebih dari 1.900 gawai bekas

Kampanye Jaga Bumi berhasil daur ulang lebih dari 1.900 gawai bekas

  • Kamis, 12 Juni 2025 18:23 WIB
  • waktu baca 3 menit
Kampanye Jaga Bumi berhasil daur ulang lebih dari 1.900 gawai bekas
Diskusi Yuk, Bijak Kelola Sampah Elektronik yang diselenggarakan oleh Erajaya Digital bekerja sama dengan Katadata Green, di Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (12/6/2025). ANTARA/HO-Erajaya Digital.

…Gerakan erafone Jaga Bumi ini menjadi solusi aman bagi masyarakat yang ingin membuang perangkat elektroniknya

Jakarta (ANTARA) – Kampanye Jaga Bumi, inisiasi dari perusahaan elektronik Erajaya Digital yang fokus mengelola sampah elektronik atau e-waste telah berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang lebih dari 1.900 unit gawai bekas.

Kampanye erafone Jaga Bumi yang fokus mengelola sampah elektronik telah dilakukan sejak awal 2025 dan menjadi langkah proaktif erafone dalam upaya pengelolaan e-waste, melalui penyediaan fasilitas pengumpulan untuk sampah elektronik di sejumlah titik drop box atau kotak pengumpulan.

“Gerakan erafone Jaga Bumi ini menjadi solusi aman bagi masyarakat yang ingin membuang perangkat elektroniknya. Secara lingkungan, kegiatan ini telah memberikan dampak nyata yaitu mengurangi emisi karbon hingga 467 kg CO₂, menghemat energi sebesar 854 kwh, serta mengurangi kebutuhan lahan TPA/landfill sebesar 10 meter persegi,” kata Group Chief of HC, GA, Litigation, and CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin-angin dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis.

Menurutnya, langkah kecil dari konsumen tersebut jika difasilitasi dengan benar bisa menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur. Melalui erafone Jaga Bumi, masyarakat bisa turut memberikan solusi atas isu lingkungan, tidak hanya bagi pelanggan, tetapi juga demi masa depan bumi Indonesia.

Baca juga: Daur ulang limbah elektronik berpotensi ciptakan ekonomi sirkular

“Karena itu, kami mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan,” ujar dia.

Jimmy menambahkan, gerakan erafone Jaga Bumi menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih bertanggung jawab sebagai konsumen, lebih kolaboratif sebagai masyarakat, dan lebih visioner sebagai pelaku usaha.

“Kami mengajak semua pihak untuk segera bertindak dengan tidak membuang e-waste sembarangan. Mulailah dari langkah sederhana, seperti menyalurkan e-waste ke drop box erafone Jaga Bumi. Harapannya, program ini tidak hanya menjadi fasilitas, tetapi juga mendorong aksi kolektif untuk menjaga lingkungan,” ucapnya.

Saat ini, sudah ada 10 drop box di 10 gerai erafone yang tersebar di Jabodebek. Sepanjang tahun ini, erafone berencana menghadirkan sekitar 25–50 drop box di enam wilayah kerja.

Baca juga: Gawai bekas disulap jadi medali Olimpiade 2020

Sementara itu, Leader of World Cleanup Day Indonesia Andy Bahari mengapresiasi kampanye pengelolaan sampah elektronik yang dilakukan oleh erafone, mengingat saat ini masyarakat masih belum teredukasi terkait e–waste dan masih membuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Sampah elekronik itu ada di mana-mana dan belum ada solusinya. Sangat disayangkan masih banyak yang buang sampah elektronik ke TPA dan belum ada sistem pengelolaan khusus e-waste. Saya mengapresiasi inisiatif yang dilakukan erafone dengan menempatkan drop box di tokonya untuk sampah elektronik,” kata Andy.

Andy berharap, kampanye pengelolaan sampah elektronik yang dilakukan erafone bisa diikuti oleh perusahaan lain. Inisiatif kecil tersebut sangat diperlukan untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah elektronik.

Berdasarkan statistik global e-waste monitor pada 2024, kenaikan sampah elektronik lebih cepat lima kali lipat ketimbang capaian daur ulangnya. Laporan yang sama menyebut jumlah timbulan sampah elektronik sedunia mencapai 62 miliar kilogram.

Baca juga: Mencegah sampah elektronik jadi bencana lingkungan selanjutnya

Baca juga: Aktivis: Membangun kesadaran kelola sampah elektronik penting

Dari jumlah tersebut, hanya 22,3 persen yang berhasil dikumpulkan serta didaur ulang secara ramah lingkungan. Di Indonesia, berdasarkan catatan Kementerian PPN/Bappenas, timbulan e-waste nasional telah mencapai 2,1 juta ton pada 2023. Kementerian Lingkungan Hidup juga memproyeksikan bahwa pada 2030, timbulan sampah elektronik akan mencapai 4,4 juta ton.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    KKP minta operator kabel laut mematuhi laporan tahunan KKPRL

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi KKP minta operator kabel laut mematuhi laporan tahunan KKPRL Jumat, 13 Juni 2025 16:25 WIB waktu baca 3…

    Pemkot Cilegon jamin penyelenggaraan SPMB berjalan transparan – ANTARA News

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Komentar Kirim Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE. Berita Terkait Video Pemkot Cilegon salurkan pinjaman dana bergulir…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *