
Gubernur NTB target turunkan kemiskinan ekstrem nol persen di 2029
- Kamis, 12 Juni 2025 10:24 WIB
- waktu baca 3 menit

Saat ini, di triwulan pertama, kemiskinan di NTB berada di atas rata-rata nasional, hampir 12 persen. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,04 persen merupakan kemiskinan ekstrem. Target kita adalah pada 2029, kemiskinan ekstrem bisa nol. Sementara kemiski
Mataram (ANTARA) – Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal, menargetkan dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem di wilayah setempat sampai dengan nol persen pada 2029.
“Kalau kita melihat NTB, ada dua wajah. Satu sisi, NTB ini belum pernah bisa keluar dari daftar provinsi-provinsi termiskin. Tapi di sisi lain, kalau kita lihat potensinya, luar biasa. Dari ujung barat sampai ujung timur, semua penuh dengan potensi,” kata Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan pers di Mataram, Kamis.
Menurut dia dalam diskusi di Jakarta, dua wajah yang bertentangan ini coba dipertemukan dengan tiga prioritas utama yang diluncurkan pemerintah daerah. Pertama, penyelesaian persoalan kemiskinan secara serius, sungguh-sungguh, dan berkesinambungan.
“Saat ini, di triwulan pertama, kemiskinan di NTB berada di atas rata-rata nasional, hampir 12 persen. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,04 persen merupakan kemiskinan ekstrem. Target kita adalah pada 2029, kemiskinan ekstrem bisa nol. Sementara kemiskinan umum kita targetkan di bawah 10 persen,” ujarnya.
Miq Iqbal sapaan karibnya menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah mendorong sektor pertanian, termasuk agroforestri, pertanian konvensional, peternakan, dan agromaritim (perikanan) untuk mewujudkan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni ketahanan pangan. Iqbal pun menegaskan komitmennya dalam pengembangan pariwisata sebagai sektor penunjang pengentasan kemiskinan.
“Kemudian pariwisata. Kita ingin destinasi-destinasi wisata di NTB menjadi destinasi kelas dunia. Salah satu strateginya adalah mendorong MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Event) agar tidak tergantung pada turis musiman yang hanya datang antara Mei hingga September,” imbuhnya.
Santri jebolan Ponpes Assalam, Surakarta ini menyakini bahwa, dengan langkah itu NTB dapat mengisi kekosongan dari September hingga Mei dengan kegiatan-kegiatan sepanjang tahun.
“Dengan begitu, okupansi hotel tetap tinggi, load factor penerbangan tetap terisi, harga tiket dan hotel bisa lebih terjangkau,” tegasnya.
Dikatakan, langkah-langkah itu juga dinilai akan membuat Pemprov NTB keluar dari ketergantungan pada sektor pertambangan yang saat ini masih menjadi sumber pendapatan daerah.
“Sayangnya, iya. Ketergantungan terhadap sektor tambang masih sangat tinggi. Buktinya, di triwulan pertama ini, sektor tambang mengalami kontraksi minus 30 persen, meskipun sektor manufaktur dan pertanian mengalami peningkatan,” katanya.
Bahkan, pertanian tumbuh lebih dari 30 persen angka tertinggi dalam sejarah. Namun tetap saja tidak bisa menolong karena kontraksi tambang terlalu dalam. Hal ini terjadi karena penghentian produksi di Amman Mineral akibat masalah di smelter.
“Mudah-mudahan dengan adanya relaksasi dari pemerintah pusat untuk ekspor konsentrat sementara waktu, bisa menstabilkan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Jika berbicara data, kata Iqbal, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 6,2 persen, tapi kalau sektor pertambangan dikeluarkan, angkanya turun hampir setengahnya. Hal itu pula yang memicu dirinya untuk terus melakukan langkah-langkah agar agar tambang ini bisa segera ekspor.
“Ya. Tanpa tambang, pertumbuhan kita 5,57 persen. Tapi karena kontraksi di tambang, turun menjadi minus 1,47 persen. Maka langkah jangka pendeknya adalah upaya relaksasi ekspor. Ini sudah saya sampaikan ke Menteri ESDM dan ditanggapi positif, bahkan Menteri Dalam Negeri juga turut bicara soal ini,” ujarnya.
Untuk jangka panjang Lalu Iqbal mengatakan, tidak ada pilihan lain selain diversifikasi ekonomi. Yang paling potensial adalah pertanian dan pariwisata. Sektor inilah yang dapat menjadi penunjang ekonomi daerah.
“Seperti yang saya sampaikan, pendekatan kita adalah memperbanyak kegiatan. Kita bagi kegiatan dalam tiga tier. Tier 1 peserta di atas 10.000.Tier 2 peserta di atas 5.000. Tier 3, peserta di bawah 5.000,” katanya.
Baca juga: Gubernur NTB: Semua TKI ke Malaysia harus “zero cost”
Baca juga: Gubernur NTB sebut ekonomi syariah bisa ungkit industri fesyen-wisata
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Gubernur NTB: Semua TKI ke Malaysia harus “zero cost”
- Kemarin 21:40
Strategi NTB menggaet wisatawan untuk berkunjung
- Kemarin 16:24
Kemenag: Sebelas haji asal NTB meninggal di Arab Saudi
- Kemarin 12:41
Rekomendasi lain
Daftar harga tiket dan rute bus Sinar Jaya
- 21 Agustus 2024
Cara cek battery health di iPhone dan android
- 16 Juli 2024
Daftar gaji bidan PNS dan non PNS
- 11 Oktober 2024
Cara mudah login WhatsApp Web
- 3 Juli 2024
Cara lacak ponsel yang hilang dengan Google
- 16 Agustus 2024
Hukum merokok dalam Islam
- 18 September 2024