
ASEAN dan China kerja sama wujudkan masa depan sejahtera pada 2045
- Rabu, 11 Juni 2025 19:26 WIB
- waktu baca 3 menit

Kuala Lumpur (ANTARA) – Oleh Yuan Zhi
Visi Komunitas ASEAN 2045 yang baru saja diumumkan, yang diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-46 dengan tema “Masa Depan Bersama Kita” (Our Shared Future), mencerminkan idealisme Timur tentang kemakmuran bersama. Visi itu, yang berakar pada tradisi Asia tentang harmoni dan kemajuan bersama, selaras dengan seruan Presiden China Xi Jinping untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Kemitraan yang saling menguntungkan
Sementara beberapa negara di belahan dunia lain cenderung mengisolasi diri, China dan ASEAN terus menjalin kemitraan saling menguntungkan. Selama 16 tahun berturut-turut, China menjadi mitra dagang terbesar ASEAN dan ASEAN juga memegang posisi yang sama bagi China selama lima tahun terakhir.
Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja baru-baru ini telah memperkuat ikatan tradisional antara negara-negara Asia sekaligus menegaskan komitmen China untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangganya demi terwujudnya komunitas dengan masa depan bersama.
Urgensi ketahanan ekonomi
Lanskap perdagangan global sedang mengalami pergeseran. Rata-rata tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang dari Asia Tenggara kini melampaui 30 persen dan gangguan rantai pasokan telah mengungkap risiko ketergantungan berlebihan pada pasar yang jauh dan tidak stabil. Masa depan ekonomi ASEAN bergantung pada diversifikasi dan integrasi regional, bidang-bidang di mana China menawarkan keunggulan yang tak tertandingi.
Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dan negara perdagangan terkemuka, China telah menjadi kekuatan penstabil bagi ASEAN melewati berbagai krisis, seperti krisis keuangan Asia 1997-1998 dan resesi global 2008. Saat ini, berbagai inisiatif seperti Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) dan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) memberikan ASEAN infrastruktur, teknologi, dan kerangka kerja perdagangan untuk meningkatkan kemandirian.

Jalan menuju 2025: Inovasi dan integrasi
Kapasitas manufaktur ASEAN berpotensi mendapatkan manfaat dari integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan China. Ketahanan ekonomi ASEAN akan diuntungkan dari peningkatan perdagangan dengan China. Selain itu, ambisi ASEAN dalam transisi digital dan ramah lingkungan sejalan sempurna dengan keunggulan China dalam AI, energi terbarukan, dan e-commerce.
Meski menghadapi berbagai pembatasan dari AS, industri inovatif China terus berkembang dengan pesat. Hal itu tercermin dari berbagai terobosan, seperti Deepseek. Berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2024, China selama satu dekade terakhir tercatat sebagai salah satu perekonomian dengan pertumbuhan kekuatan inovasi tercepat di dunia.
Pada Mei, China dan sepuluh negara anggota ASEAN telah sepenuhnya menyelesaikan negosiasi mengenai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) ASEAN-China Versi 3.0. Dengan memodernisasi aturan perdagangan dan memperluas kerja sama di sektor-sektor baru, China dan ASEAN sedang menciptakan masa depan ekonomi yang lebih dinamis, yang lebih tangguh terhadap guncangan eksternal.
“Momen Asia” dalam globalisasi
Seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi, globalisasi sedang mengalami “momen Asia” dan fokus dunia mulai beralih ke Asia. Penyelenggaraan KTT ASEAN-China-Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) perdana, bersamaan dengan KTT ASEAN ke-46, menjadi sinyal bangkitnya kawasan itu sebagai pusat multilateralisme abad ke-21.
Kerja sama ASEAN dan China akan menciptakan ketahanan yang lebih besar, inovasi, dan kemakmuran bersama, yang menjadi unsur-unsur penting dalam mewujudkan Visi Komunitas 2045.
Catatan: Penulis merupakan seorang pengamat urusan internasional yang berbasis di Kuala Lumpur.
Pandangan yang diungkapkan dalam artikel tersebut merupakan pandangan penulis dan tidak selalu mencerminkan posisi resmi Kantor Berita Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Benarkah ASN masuk kantor hanya 3 hari? Ini penjelasannya
- 12 Februari 2025
Cek zodiak berdasarkan tanggal lahir
- 16 Agustus 2024
Cara cek penerima KJP yang cair 6 Desember 2024
- 6 Desember 2024
Lengkap, ini daftar cabor dan venue PON 2024 di Sumatra Utara
- 31 Agustus 2024
Total jumlah formasi CPNS 2024 untuk pusat dan daerah
- 22 Agustus 2024
Cara bayar belanjaan Shopee dengan saldo GoPay
- 9 Agustus 2024
Simak tanggal dan cuti bersama Idul Adha 2025
- 9 April 2025