
Veronica Tan: Peningkatan SDM harus dilakukan secara inklusif
- Selasa, 10 Juni 2025 14:24 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan mengatakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara inklusif tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan.
“UUD RI tahun 1945 menjamin keadilan yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa membedakan antara perempuan dan laki-laki. Artinya, prinsip kesetaraan itu sudah diatur dalam konstitusi kita. Kemudian, dalam Pancasila, nilai keadilan tercermin dalam sila kelima. Jika, kita lihat Asta Cita yang keempat, Presiden dan Wakil Presiden menekankan pentingnya penguatan SDM karena kita sedang mempersiapkan Generasi Emas 2045,” kata Veronica Tan di Jakarta, Selasa.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi bertajuk “Inspirasi bagi Perempuan Indonesia agar Tangguh, Mandiri, dan Sukses”.
Menurutnya, upaya peningkatan kualitas SDM harus dilakukan tanpa diskriminasi gender dan dilakukan mulai dari unit terkecil negara, yaitu keluarga.
“Peningkatan kualitas SDM harus dilakukan tanpa diskriminasi gender, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk berkembang,” ujar Wamen PPPA.
Lebih lanjut Veronica Tan mengatakan, dalam mendukung visi Generasi Emas 2045, pemerintah terus mendorong partisipasi aktif perempuan di berbagai sektor melalui kebijakan yang memberikan akses, motivasi, dan kesempatan yang setara.
Salah satunya adalah kebijakan afirmatif keterwakilan perempuan dalam politik yang diatur melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.
“Tinggal bagaimana aplikasi dan implementasinya di lapangan. Semua itu kembali kepada keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dari sebuah negara. Keluarga harus mampu menanamkan mindset yang sama mengenai aksesibilitas. Ketika perempuan menjadi entrepreneur, bekerja, dan mampu menghasilkan pendapatan, mereka tidak hanya membantu perekonomian keluarga tetapi juga mendukung tercapainya visi Generasi Emas 2045,” tutur Wamen Veronica Tan.
Sementara Sekretaris Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan Wali Gereja Indonesia Stefani Rengkuan mengatakan salah satu tantangan dalam menciptakan kesetaraan gender adalah budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat.
Stefani mendorong kolaborasi multi pihak untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh perempuan.
“Mari kita menjadi corong-corong yang menyuarakan keadilan dan kesetaraan gender di manapun kita berada. Isu gender bukan sekedar isu ketimpangan antara relasi laki-laki dan perempuan, tetapi lebih pada esensi harkat, dan martabat manusia demi keutuhan ciptaan. Kita bicara tentang gender berarti kita bicara tentang kemanusiaan,” kata Stefani.
Baca juga: KemenPPPA kawal kasus kekerasan anak di Makassar dan Indragiri Hulu
Baca juga: UNDP apresiasi Indonesia libatkan perempuan dalam pembangunan desa
Baca juga: Wamen Veronica Tan: Perempuan tulang punggung perhutanan sosial
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
DKI didorong miliki Perda Pengarusutamaan Gender
- 28 Mei 2025
Rekomendasi lain
Keuntungan dan potensi kerugian Indonesia gabung BRICS
- 10 Januari 2025
15 ide lomba 17 Agustus lucu dan menarik
- 30 Juli 2024
Daftar obat tradisional yang dilarang BPOM 2024
- 31 Juli 2024
Doa masuk dan keluar kamar mandi
- 24 Juli 2024
Segini besaran gaji karyawan Indomaret dan Alfamart
- 2 November 2024
Ketentuan Jam operasional Puskesmas di setiap wilayah Indonesia
- 12 Oktober 2024