
Otoritas Gaza siap kawal konvoi bantuan dari pencurian dan kekacauan
- Minggu, 8 Juni 2025 17:24 WIB
- waktu baca 3 menit

Istanbul (ANTARA) – Pemerintah di Jalur Gaza menyatakan kesiapan penuh untuk mengamankan konvoi bantuan kemanusiaan demi memastikan bantuan tersebut tersalurkan kepada keluarga-keluarga yang kelaparan.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu (7/6), dengan penekanan pada komitmen untuk melindungi bantuan dari pencurian atau kekacauan, serta memastikan distribusi sesuai protokol PBB.
Kantor Media Gaza menegaskan bahwa pemerintah, bekerja sama dengan komunitas lokal termasuk keluarga dan klan, “mampu memfasilitasi upaya bantuan secara efisien meskipun berulang kali diserang, yang telah menewaskan 750 polisi yang bertugas mengamankan bantuan serta ribuan pekerja pemerintah dan kota.”
Dalam pernyataan itu, warga Gaza juga didorong untuk berperan aktif menjaga konvoi bantuan dan mencegah serangan atau pengalihan distribusi agar bantuan benar-benar sampai kepada keluarga pengungsi dan kelaparan yang paling terdampak oleh perang.
Pemerintah Gaza juga kembali menegaskan peran penting PBB sebagai lembaga internasional sah yang selama puluhan tahun melayani pengungsi Palestina dan melindungi hak-hak mereka.
Lebih lanjut, Kantor Media Gaza mengecam inisiatif bantuan yang didukung Israel dan Amerika Serikat dan dikelola langsung oleh militer Israel sebagai “kegagalan total”.
Mereka mengkritik proyek-proyek tersebut karena tidak transparan, melanggar prinsip keadilan dan martabat kemanusiaan, serta digunakan sebagai alat propaganda yang justru memperparah krisis alih-alih menjawab kebutuhan warga sipil.
Sementara itu, Yayasan Kemanusiaan Gaza pada Jumat lalu mengumumkan penangguhan operasional tanpa batas waktu dan meminta warga menjauh dari lokasi distribusi demi keselamatan mereka.
Pada 27 Mei, Israel mulai menerapkan rencana kontroversial untuk menyalurkan bantuan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza dengan melewati pengawasan PBB. Warga Palestina mengecam langkah ini sebagai taktik paksa untuk mendorong pengungsian warga dari Gaza utara ke selatan.
Sejak skema distribusi baru tersebut diberlakukan, jumlah warga Palestina yang tewas akibat tembakan Israel saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan telah mencapai 115 orang, dengan lebih dari 580 lainnya luka-luka dan sembilan masih hilang, menurut data Anadolu yang dihimpun dari sumber Palestina.
Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh akses perbatasan dan memutus aliran pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, serta kebutuhan pokok lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza.
Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan militer besar-besaran di Gaza sejak Oktober 2023.
Hingga kini, hampir 54.800 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga bantuan internasional memperingatkan risiko kelaparan massal di tengah lebih dari 2 juta penduduk Jalur Gaza.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait kejahatan perang terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Bantuan PBB ke Gaza masih tertahan meski skema bantuan AS ditangguhkan
Baca juga: Usai tragedi di Rafah, konsultan AS hengkang dari proyek bantuan Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Profil Cristiano Ronaldo dan sederet prestasinya
- 16 Juli 2024
Lirik lagu “Walau Habis Terang” dari Peterpan dan Noah
- 10 September 2024
“Attack on Titan: The Last Attack” sudah rilis, di mana menontonnya?
- 11 Februari 2025
Cara upgrade OVO Premier untuk melakukan transfer ke DANA
- 19 Agustus 2024